Home Kesehatan Mungkinkah 'Pilek' pada Alat Kelamin Sembuh?

Mungkinkah 'Pilek' pada Alat Kelamin Sembuh?

Jakarta, Gatra.com - Mungkinkah "pilek" pada alat kelamin bisa sembuh? Demikian permasalahan yang dibahas dalam virtual media briefing dengan narasumber CEO Klinik Pramudia, dr. Anthony Handoko, SpKK, pada Rabu (5/8).

Handoko mengatakan, "pilek" pada alat kelamin atau Gonore (GO), adalah Infeksi Menular Seksual (IMS) yang dapat sembuh jika mendapat penanganan cepat dan tepat. GO disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseria Gonorrhoeae dan dapat menular dari orang ke orang.

Menurutnya, bakteri Neisseria ditularkan ketika melakukan kontak seksual dengan orang yang terinfeksi atau melakukan kontak dengan cairan tubuh mereka, baik secara vaginal maupun anal.

"Sebernarnya, penyakit ini penderitanya banyak sekali. Dari survei yang terakhir tahun 2012, terdapat 78 juta penderita GO di seluruh dunia," kata Anthony.

Infeksi menular, lanjut Athony, biasanya bukan kasus yang mudah untuk didata, sehingga datanya tidak tersedia setiap tahun. Begitupun gejala klinisnya sangat khas dan berbeda pada laki-laki dan wanita.

Perbedaan itu, kata Athony, disebabkan oleh anatomis yang berbeda antara laki-laki dan wanita. Komplikasi pada wanita terdapat pada janin dan juga pada organ reproduksi pada penderita Gonore. Karena pada wanita asiptomatik atau tidak ada keluhan, bahayanya jadi sulit dideteksi.

Menurutnya, gejala pada wanita tidak terlalu nyata. Sedangkan gejala pada laki-laki, yaitu keluar nanah berwarna putih kehijauan. Akibat terdapat nanah, saluran dalamnya menjadi mampet. Ini menyebabkan penderita GO merasa sakit saat kencing atau buang air kecil.

Mengacu pada data penderita Gonore, kasus ini biasanya terjadi pada usia produktif, yaitu 15-99 tahun. "Tetapi dalam praktiknya, saya banyak menemukan kasus-kasus GO pada pasien yang berusia di atas 50,60,70," ungkap Anthony.

GO disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorhoeae. Disebut Neiseria Gonorhoeae karena ditemukan oleh dokter Neisser pada tahun 1879 dan penyakit ini cukup luas pada tahun 1936 dan 1943. Kemudian, mulai ditemukan pengobatannya dan penyakit ini tetap ada sampai sekarang.

Reporter: CNC

574