Home Info Sawit Giliran Santri Bertani Sawit

Giliran Santri Bertani Sawit

Pekanbaru, Gatra.com - Pertemuan dengan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), DR (c) Gulat Medali Emas Manurung dan Sekjen DPP Apkasindo, Rino Afrino di kantor perwakilan DPP Apkasindo di kawasan jalan Arifin Ahmad Pekanbaru, Senin pekan lalu, membikin lelaki 37 tahun ini benar-benar semangat.

Sejumlah pengurus pondok pesantren (ponpes) di kabupaten terdekat dia kumpulkan. "Pelalawan, Siak dan Kampar, sudah siap. Untuk tahap awal, Siak yang akan kita launching," cerita Tohir, saat berbincang dengan Gatra.com di rumahnya di kawasan jalan Handayani Pekanbaru, dua hari lalu.

Biar misi segera berjalan kata ayah dua anak, ini, tim khusus untuk santripreneur berbasis kelapa sawit itu, sudah dibikin. "Saya sebagai ketua, Sulaiman Basir (sekretaris), Wahyu Arisandi (kepala pelaksana) dan Muzakky mushoffa (koordinator)," Kepala ponpes Nurul Huda Al Islami Pekanbaru ini merinci.

Zonasi kata Tohir juga sudah dibikin. "Kampar- Kuansing-Pekanbaru menjadi satu zona yang dikoordinir oleh satu orang. Siak-Bengkalis-Dumai juga satu zona. Pelalawan-Inhu-Inhil juga. Nah, Rohil-Rohul satu zona, " Tohir merinci.

Untuk tahap awal kata Ketua Himpunan Alumni Pesantren Provinsi Riau ini, santri akan menyentuh lini pembibitan kelapa sawit. Ini juga dalam rangka ikut menggeber percepatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang digagas Presiden Jokowi.

"Di Riau, ada 11 kabupaten/kota yang kita bidik untuk lokasi pembibitan itu. Ini di luar Kabupaten Kepulauan Meranti. Nah, satu kabupaten akan kita siapkan 5 ponpes untuk pembibitan. Satu ponpes membibitkan sekitar 50 ribu kecambah. Kalau ditotal, berarti akan ada 55 ponpes yang menghasilkan sekitar 2,75 juta batang bibit kelapa sawit," katanya.

Hadirnya ponpes-ponpes penghasil bibit sawit ini kata Tohir tentu akan mampu menyerap alumnis Ponpes yang sampai saat ini jumlahnya lebih dari 5.500 orang.

Mereka kata Tohir tidak akan gamang dengan usaha semacam ini lantaran sekitar 70 persen alumni ponpes adalah anak-anak petani kelapa sawit eks plasma yang bertebaran di kabupaten kota di Riau.

"Target kita bulan Februari sudah jalan. Sepanjang Januari, kita matangkan program dulu," ujarnya.

Bagi Tohir, gagasan santripreneur berbasis sawit yang dilontarkan oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin Bagi Tohir, sudah sangat cocok diterapkan di Riau.

"Saya bilang begitu lantaran alasan tadi. Pertama, mayoritas santri itu anak petani sawit, terus sawit juga sudah sejak lama terbukti mampu menopang ekonomi bangsa meski sedang di masa pandemi," katanya.

Jadi kata Tohir, kalau santripreneur ini digeber, gerakan dakwah kelak akan lebih luas. Sebab secara ekonomi, santri-santri sudah akan lebih mapan. "Santri sawit tetap dan malah akan lebih lugas berdakwah," ujarnya.

Tinggal lagi sekarang kata Tohir, gimana caranya supaya para santri ini segera diberi pendampingan, pelatihan dan kemudian menyambungkan dengan stakeholder sawit.

"Kalau ini sudah ada, santripreneur enggak akan sampai pada pembibitan, tapi akan lebih jauh lagi. Santri itu multitalent, tinggal lagi mereka akan dibawa kemana," katanya.


Abdul Aziz

 

 

448