Home Kementan Berhasil Buat Pakan Lokal Sapi Potong

Kementan Berhasil Buat Pakan Lokal Sapi Potong

Pasuruan, Gatra.com - Kementerian Pertanian (Kementan) Melalui Loka Penelitian Sapi Potong (Lolitsapi) di Grati, Pasuruan, Jawa Timur, berhasil melakukan inovasi produksi oakan berbahan baku lokal untuk pengembanhan sapi potong.

Kepala Badan Penelitian Pertanian Kementan, Fadjri Jufri, mengatakan, selain itu, lolit sapi potong juga berhasil dilakukan penyilangan Belgian Blue dengan sapi lokal Peranakan Ongole (PO) dengan hasil memuaskan.

"Persilangan ini diharapkan bisa menjadikan Belgian Blue lebih adaptif terhadap iklam tropis," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/6).

Fadjri menyampaikan keterangan tersebut saat mendampingi kunjungan kerja Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman ke Lolitsapi, Jumat (28/6). Menurutnya, persilangan ini diharapkan mampu memberi kontribusi besar terhadap pencapaian swasembada daging Indonesia. Saat ini, populasi sapi di Jawa Timur mencapai 4,6 juta ekor, hampir 40% dari total sapi nasional yang pada tahun 2019 mencapai 17,2 ekor.

"Ini merupakan implementasi program Upsus Siwab [upaya khusus Sapi indukan wajib bunting] yang setiap tahun jumlahnya terus meningkat secara signifikan," katanya.

Sampai saat ini, lanjut Fadjri, Lolitsapi juga terus melakukan riset pengembangan Belgian Blue (BB) dan Sapi Kembar dengan metode buatan dengan penanganan khusus.

"Merode ini untuk menghasilkan dua ekor anak sapi (pedet). Jadi, dalam satu kelahiran dilakukan melalui teknologi sinkronisasi menggunakan dosis hormon PGF2 alpha sebesar 1000 IU atau 5,0 ml dan superovulasi menggunakan hormon PMSG," katanya.

Di sisi lain, kata Fadjri, Lolitsapi juga harus mampu menjadi pusat riset dan pengembangan pakan berbahan baku lokal untuk memenuhi kebutuhan peternak di seluruh Indonesia. Pakan berbahan baku lokal ini antara lain berupa rumput gajah, jerami padi selain bahan baku lokal lain seperti kulit kopi, dedak padi, bungkil inti sawit, bungkil kopra, dan limbah tepung roti.

Sementara itu, hasil penelitian pakan yang dilakukan beberapa ahli berhasil meracik kulit kopi sebagai bahan campuran pakan lokal dengan hasil penambahan bobot yang baik. Di samping itu, ada juga pengembangan rumpi jagung, bungkil inti sawit, tepung gaplek, dedek padi dan konsentrat.

"Ini komposisinya sudah seimbang antara serat, mineral, dan protein. Tentu kita juga sudah membuat komposisi pakan tersebut berdasarkan persediaan dan pasokan bahan baku lokal yang tersedia," katanya.