Home Ekonomi Musim Hujan Terlambat, Kementan Jamin Pasokan Jagung Aman

Musim Hujan Terlambat, Kementan Jamin Pasokan Jagung Aman

Jakarta, Gatra.com- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan awal musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia akan tertunda 10-30 hari, menjadi pada November-Desember. Lamanya musim kemarau dikhawatirkan mempengaruhi sejumlah pasokan pangan. 

Saat ini, masyarakat tidak perlu cemas. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi memastikan produksi jagung nasional tidak banyak terdampak oleh kekeringan akibat kemarau panjang. 

"[Pasokan] dalam negeri cukup. Aku enggak ngomong impor. Cukup sampai tahun depan. Nanti musim hujan akeh," ujarnya ketika ditemui Gatra.com di kantornya, Minggu (25/8). 

Suwandi berujar, September mendatang mulai memasuki musim panen jagung. "Kebutuhan jagung untuk pakan ternak 8-9 juta ton. Selain itu, untuk industri pangan, konsumsi langsung, dan lain-lain. Per bulan 700-800 ribu [ton] per bulan dipatok," katanya.

Kemudian, ia menuturkan, jagung untuk kebutuhan industri pangan dan pemanis masih dipenuhi stok impor. Alasanya, Kementan sedang fokus untuk pakan ternak. 

 Kepala Pusat Data dan Informasi Pertanian, I Ketut Kariyasa memprediksi pada bulan September, panen jagung di lahan seluas 350 hektar, Oktober akan panen 400 ribu hektar, dan bulan November antara 350-400 ribu hektar.

"Masalahnya antara lokasi sentra produksi dengan pabrik pakan yang bermasalah. Dari sisi [suplai] ini kita surplus terus," ujarnya pada Minggu (25/8).

Ketut menjelaskan, 70% dari total kebutuhan jagung, 20%-25% untuk industri pangan, dan sisanya untuk penggunaan lain, termasuk konsumsi langsung.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menegaskan, Indonesia sudah berhasil mengekspor jagung pakan mulai tahun 2018.

"Mulai dari 2014 kita impor 3,5 juta ton.  2017 kita tidak impor. 2018 kita sudah ekspor, kita surplus. Kita impor 100 ribu ton dan ekspor 380 ribu," jelasnya dalam pertemuan bersama awak media, Minggu, (25/8).

Amran berujar, tahun ini Indonesia sudah mengekspor jagung sebesar 57 ribu hektar ke Filipina.

"Kita masih ada stok [jagung] di Bulog 20 ribu ton. Panen puncaknya oktober. Produksi [jagung] posisinya cukup," ujarnya.

128