Home Milenial Kesenian Lokal Pati Bakal Tampil Rutin di Lokasi Wisata

Kesenian Lokal Pati Bakal Tampil Rutin di Lokasi Wisata

Pati, Gatra.com - Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Pati berupaya mendongkrak sektor pariwisata di kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani. Selain mengandalkan wisata alam yang selama ini menjadi primadona, upaya lain yang dilakukan di antaranya adalah dengan memaksimalkan kesenian lokal dan wisata budaya.
 
Kepala Dinporapar Pati, Singgih Purnomojati mengatakan, pertunjukan kesenian lokal seperti tari dan ketoprak bakal dirutinkan di sejumlah titik objek wisata. Tujuannya untuk menyedot animo wisatawan untuk berplesir di Kabupaten Pati.
 
"Kami berencana merutinkan pertunjukan kesenian tari dan kesenian lokal lainnya di tempat wisata. Jadi selain menikmati objek wisata, pengunjung juga terhibur dengan kesenian, memberikan warna lain," ujarnya saat ditemui di kantornya, Selasa (4/2).
 
Ia menyebut, selama ini destinasi wisata di Pati kebanyakan merupakan wisata alam. Sementara wisata budaya masih belum begitu terlihat geliatnya. Padahal di Kabupaten Pati, kaya akan wisata budaya atau kesenian lokal.
 
Misalnya saja, Tari Angguk yang sebagian pegiat menyebut kesenian tersebut merupakan asli dari Pati. Kemudian ada kirab Mandailing asal Kecamatan Dukuhseti yang sudah mulai tenggelam digerus zaman.
 
"Selama ini, potensi wisata ya wisata alam. Kalau budaya belum begitu, masih perlu dikembangkan lagi," jelasnya.
 
Singgih merinci, wisata alam yang perlu dikembang antara lain wisata alam adalah Jrahi, Lorodan Semar, Gua Wareh, Pantai Idola, Pantai Kertomulyo dan lainnya. Sedangkan wisata budaya yakni Meron Sukolilo, Prawoto dan wisata religi di Syeh Jangkung dan Kajen.
 
Disinggung berkenaan desa wisata, ia menyebut, Pati hanya memiliki satu desa wisata yang baru diresmikan pada 2019 lalu yakni Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu. Sementara Desa Talun, Kecamatan Kayen yang sebelumnya berpredikat sebagai desa wisata, saat ini sudah tidak menyandang predikat desa wisata lagi.
 
"Karena adanya evaluasi dengan peraturan dan regulasi yang baru sehingga Talun tidak menyandang label desa wisata," ungkapnya.
 
Meski begitu, imbuh Singgih, ada empat rintisan desa wisata adalah Desa Bageng (Kecamatan Gembong), Desa Talun (Kecamatan Kayen), Desa Jrahi (Kecamatan Gunungwungkal) dan Sidomulyo (Gunungwungkal).
848