Home Info Kemenhan Sekjen Kemenhan Bahas Pengembangan Pesawat Nir-Awak di DPR

Sekjen Kemenhan Bahas Pengembangan Pesawat Nir-Awak di DPR

Jakarta, Gatra.com - Sekjen Kementerian Pertahanan (Kemhan) Laksdya TNI Agus Setiadji, S.A.P., M.A., menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (3/2).

 

Rapat yang dipimpin oleh Wakil ketua komisi VII, Alex Noerdin tersebut membahas berbagai hal, salah satunya soal konektivitas nasional untuk pengawasan wilayah NKRI di perbatasan melalui pengembangan Pesawat UAV.

Selain dihadiri Sekjen Kemhan, RDP tersebut juga dihadiri Ketua LAPAN, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, Kepala BPPT Dr. Hammam Riza, M.Sc, Dirut PT DI Elfien Goentoro, dan Dirut PT LEN Industri Ir. Zacki Gamal Yasin.

Dalam penjelasannya, hingga saat ini, pengembangan pesawat udara nir-awak (Puna) atau drone tipe medium altitude long endurance (Male) atau disebut Puna Male dilakukan secara konsorsium sejak 2017 dengan berbagai lembaga terkait seperti Balitbang, BPPT, ITB, Dislitbang AU, dan PT DI, Ditjen Pothan dan PT Len Industri

Puna Male yang tengah dikembangkan ini memungkinkan untuk melakukan pengawasan dalam menjaga kedaulatan NKRI, baik itu di wilayah darat maupun laut melalui pantauan udara dengan terbang tanpa henti selama 24 jam. Dengan begitu, pengembangan Puna Male ini semestinya mendapatkan dukungan banyak pihak, salah satunya juga dari badan legislatif, yakni DPR RI.

Kementerian Pertahanan menghadiri RDP dengan Komisi VII DPR RI di Komplek parlemen, Jakarta Senin(3/2). (Kemhan/re1)

Puna Male akan bermanfaat menjaga kedaulatan bangsa, terutama seiring dengan peningkatan ancaman yang terjadi di daerah perbatasan, penyelundupan, pembajakan, pencurian SDA hingga illegal logging dan illegal fishing.

Dalam RDP ini, Anggota Komisi VII DPR RI menyatakan dukungannya kepada Sekjen Kemenhan, Kepala LAPAN, Kepala BPPT, Dirut PT DI, dan Dirut PT LEN Industri untuk melakukan akselerasi penyelesaian Puna Male ini, selain itu juga untuk akselerasi penyelesaian Pesawat N219 untuk sektor komersialisasi.

 

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR