Home Ekonomi Kemiskinan Masih Jadi Isu Memalukan di NTT

Kemiskinan Masih Jadi Isu Memalukan di NTT

Kupang, Gatra.com - Kemiskinan yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga kini masih menjadi isu yang memalukan. Karena itu, semua dituntut untuk bekerja keras, berkolaborasi untuk menuntaskan kemiskinan ini.

“Kemiskinan di NTT masih menjadi isu memalukan. Tingkat kemiskinan 20,62 persen, rata-rata lama sekolah 7,3 tahun, stunting 30,80 persen dan insfratruktur yang masih buruk,” kata Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten Administrasi Pemerintahan Sekda Provinsi NTT, Drs. Jamaludin Ahmad, MM saat membuka Pra Musrenbang Provinsi NTT, Jumat (17/3).

Karena itu, prioritas pembangunan wilayah di NTT tahun 2020 hingga 2024 yang akan datang adalah mendorong percepatan pembangunan.

“Kita harus mempercepat proses pembangunan. NTT ini berbasis hilirisasi pertanian, perikanan, pertambangan, dan pariwisata. Karena itu harus digenjot agar secara bertahap mengeluarkan NTT dari Provinsi termiskin ketiga di Indonesia,” tegas Viktor Bungtilu Laiskodat.

Agenda pembangunan atau prioritas nasional, tambah Viktor, antara lain ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan berkualitas dan berkeadilan. Selain itu pengembangan wilayah untuk mengurangi kesenjangan.

“Untuk itu perlu dibina mental agar menghasilkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing. Perlu revolusi mental manusia agar bekerja keras, jangan jalan di tempat tetapi dengan pola berlari, bila perlu melompat. Dengan demikian secara bertahap kita pasti akan mengejar ketertinggalan,” tandas Viktor Bungtilu Laiskodat.

Dia menambahkan, potensi yang dimiliki NTT luar biasa, nemun belum digarap secara maksimal. Luas lahan basah pertanian lebih dari 127 ribu hektare dengan lebih dari 37 DI (daerah irigasi). Luas dan produksi komoditas perkebunan yang merupakan 10 besar nasional, lahan yang Lahan belum digarap lebih dari 1,5 juta hektare.

“Modal dasarnya cukup besar hanya dibiarkan tidur, belum digarap maksimal. Kualitas rumput laut dan garam industri NTT terbaik di Indonesia. Memiliki potensi pengembangan marungga dengan kualitas terbaik Karena itu kita harus kerja keras memanfaatkan potensi emas ini,” katanya.

Selain itu, pengembangan percepatan infrastruktur untuk ekonomi dan pelayanan dasar harus dipercepat realisasinya. Ini untuk membuka akses masyarakat bergerak membangun ekonomi khususnya pedesaan.

“Sarana prasarana khususnya pembangun infrastruktur jalan harus diprioritaskan. Ini supaya membuka akses masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonomi dari Desa menuju kota atau dari kota yang satu ke kota lainnya,” jelas Viktor Bungtilu Laiskodat.

886