Home Kebencanaan Dua Bulan Corona di Yogya, Pagebluk Belum Usai & Makin Luas

Dua Bulan Corona di Yogya, Pagebluk Belum Usai & Makin Luas

Yogyakarta, Gatra.com - Penyebaran Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta sudah berlangsug dua bulan sejak kasus positif pertama Covid-19 diumumkan pada 15 Maret 2020. Penularan makin luas dan pagebluk belum diketahui kapan usai.

Data Pemda DIY hingga Kamis (14/5) sore menunjukkan terdapat 185 kasus positif Covid-19. Jika dirata-rata, tiga orang tertular Covid-19 selama sekitar 60 hari ini. Dari total kasus positif, 68 orang sembuh atau setara satu orang di DIY sembuh dari Covid-19 setiap hari dalam dua bulan ini.

Kemarin, ada empat kasus positif baru. Tiga orang terkait klaster penularan di pasar swalayan Indogrosir dan seorang dari klaster kelompok dakwah Islam, Jamaah Tabligh (JT).

“Kondisi sakit ringan yang satu orang dari JT, sedangkan yang dari klaster Indogrosir adalah OTG (orang tanpa gejala),” kata Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih secara tertulis.

Di DIY, saat ini ada empat klaster penularan. Selain Indogrosir sebagai klaster terbaru, ada dua klaster Jamaah Tabligh, yakni di Sleman dan di Gunungkidul, serta klaster Gereja Prostestan Indonesia Barat (GPIB).

Meski klaster teranyar yang diketahui, penambahan pasien positif Covid-19 dari klaster Indogrosir paling pesat. Pasien positif pertama klaster ini diketahui pada 24 April 2020 dan telah dinyatakan sembuh.

Namun sumber penularan pasien ini belum diketahui, mengingat asal tiga klaster lain telah dipetakan, yakni terkait warga atau perjalanan dari luar DIY.

Klaster Jamaah Tabligh terkait kehadiran warga DIY di acara kelompok itu di Jakarta dan Gowa, serta kehadiran warga India di Sleman. Adapun klaster GPIB muncul usai pengurus GPIB DIY melakukan perjalanan ke Bogor dan Ungaran.

Sejak kasus positif pertama ditemuakn di Indogrosir, warga yang tertular di klaster Indogrosir baru ditemukan lagi pada 8 Mei. Hingga 14 Mei, jumlah kasus positif klaster ini mencapai 29 orang, bahkan telah menjangkit di generasi ketiga pada anak seorang karyawan di supermarket itu.

Sebaran penularannya juga telah menjangkau semua kabupaten/kota di DIY. Selain itu, tak sedikit pasien klaster Indogrosir merupakan OTG. Kondisi ini membuat Pemda DIY mengubah strategi penanganan Covid-19.

“Klaster Indogrosir menunjuk bahwa penularan sudah terjadi secara meluas. Pada kasus-kasus tersebut perlu ada transisi strategi dari kontak tracing ke screening massal, atau menggunakan kombinasi strategi tersebut,” kata pakar epidemiologi di Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY Riris Andono Ahmad.

Saat ini tercatat 1.214 PDP dan 5.773 orang dalam pemantauan di DIY. Selain meluasnya penularan, kematian terkait Covid-19 juga terus terjadi. Pemda DIY memang mencatat jumlah kematian pasien positif Covid-19 di DIY ’hanya’ tujuh orang. Data ini bertahan hampir sebulan, yakni sejak 17 April.

Sejak itu, kematian pasien dalam pengawasan (PDP) dengan hasil tes diketahui belakangan selalu menjukkan bahwa PDP itu negatif Covid-19. Hingga Kamis (14/5), pasien yang telah dites dengan hasil negatif 859 orang. Dari jumlah ini, 49 orang meninggal.

Adapun 170 PDP tengah menanti hasil tes. Dari jumlah ini, 18 orang meninggal dan sebagian telah meninggal sebelum di-swab sehingga tak mungkin dites dan diketahui positif-negatifnya atas Covid-19.

Mengacu aturan badan kesehatan dunia WHO, kematian terkait Covid-19 bukan hanya pada kasus positif, melainkan juga pada PDP atau mereka yang diduga Covid-19. Dengan ketentuan ini, kematian positif dan PDP di DIY adalah 25 orang.

Namun inisiatif warga Lapor Covid-19 mencatat hingga 9 Mei lalu kematian Covid-19 di DIY mencapai 99 orang, yakni mencakup tujuh kematian pasien positif dan 92 kematian diduga Covid-19. Data ini dikumpulkan dari data resmi kematian PDP dan ODP di pemerintah kota dan kabupaten di DIY. Jika mengacu pada jumlah itu, selama dua bulan pandemi ini sekitar tiga orang meninggal dalam dua hari di DIY.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pun meminta tes cepat digelar secara acak. “Berkaca pada kasus Indogrosir, apa tidak sebaiknya dilakukan rapid test secara acak di tempat yang lain, misalnya supermarket lain atau di pasar-pasar. Untuk melihat kondisinya saat ini bagaimana,” ujar Sultan saat rapat di kantor Gubernur DIY, Rabu (13/5).

Ia pun berharap masyarakat tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan, seperti tidak berkerumun. Pemerintah kabupaten/kota juga harus mengawasi para pemudik. “Jangan lengah, kita belum tahu kapan pandemi ini selesai,” kata Sultan.

1722