Home Teknologi Antisipasi Serangan Siber, BSSN Bakal Hadirkan 17 CSIRT

Antisipasi Serangan Siber, BSSN Bakal Hadirkan 17 CSIRT

Yogyakarta,  Gatra.com - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) akan membentuk Tim Respons Insiden Keamanan Komputer atau Computer Security Incident Response Team (CSIRT) di 17 titik yang tersebar di kementerian, lembaga negara, dan wilayah.

Dalam diskusi online tentang keamanaan siber bertema 'Cyber Attack Countermeasures', Senin (26/10), Kepala BSSN Hinsa Siburian mengatakan serangan siber diprediksi terus berkembang, baik dari segi taktik, teknik, maupun prosedur.

"Serangan-serangan tersebut perlu menjadi perhatian dalam meningkatkan kewaspadaan nasional. Khususnya di era digital saat ini, masyarakat memerlukan pengetahuan yang cukup terkait manfaat maupun kerentanan yang ada di ruang siber," katanya.

Menurutnya, keamanan siber sudah menjadi isu strategis di berbagai negara, termasuk Indonesia yang memiliki keluasan dan multisektor sehingga rentan atas serangan siber.

Dalam paparannya, Deputi III BSSN Yoseph Puguh Eko Setiawan menerangkan 17 CSIRT ini tersebar di kementerian, lembaga, dan wilayah. "CSIRT terdiri dari CSIRT Nasional, CSIRT Sektoral (mencakup sektor pemerintah/ instansi, BUMN, dan swasta), serta CSIRT Organisasi," ujarnya.

CSIRT diharapkan membuat layanan respons insiden berupa triase insiden, koordinasi insiden, dan penyelesaian insiden semakin cepat. Sebagai upaya mempercepat pembentukan CSIRT, BSSN menggandeng Huawei melaksanakan pelatihan drill test cybersecurity, lokakarya atau bimbingan teknis, serta pendampingan pembentukan CSIRT sektor pemerintahan.

Pelatihan yang digelar pada 26-28 Oktober di Museum Sandi Yogyakarta itu diharapkan mampu meningkatkan kompetensi SDM siber dan sandi serta menguatkan National Security Operation Center (NSOC).

CEO Huawei Indonesia Jacky Chen menyatakan pihaknya telah membentuk tim respons insiden khusus dan proses respons kerentanan yang sesuai dengan ISO.

"Kami akan terus berbagi pemahaman tentang teknologi baru dan risiko keamanan siber yang sesuai; berorientasi masa depan, dan kolaborasi inovatif. Ini adalah sebuah kehormatan bagi," kata dia dalam keterangan tertulis.

Menurutnya, tersedianya SDM yang terlatih terhadap segala macam ancaman dan keamanan siber menjadi hal penting penting di era digital dan menjadi tumpuan dalam memperkuat pertahanan keamanan siber.

"Keamanan siber telah menjadi tantangan umum yang dihadapi oleh pelanggan global, badan-badan koordinator yang menangani masalah kerentanan keamanan, perusahaan keamanan, peneliti, dan vendor, serta membutuhkan pertukaran informasi dan kolaborasi teknis," kata Jacky.

416