Home Teknologi Panik Tak Cek Handphone? Bisa Jadi Anda Idap Nomophobia

Panik Tak Cek Handphone? Bisa Jadi Anda Idap Nomophobia

Jakarta, Gatra.com - Pandemi membuat banyak aktivitas jadi serba online. Oleh sebab itu, kita sebaiknya memperhatikan keseimbangan aktivitas online dan offline.

Hal ini disampaikan Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, Prof. Alimatul Qibtiyah dalam webinar Literasi Digital Pemuda pada Rabu (31/3). Menurutnya, salah satu akibat aktivitas digital yang tidak seimbang ialah nomophobia alias no mobile phone phobia.

Dia memaparkan, nomophobia ditandai dengan ketakutan berlebih jika tidak punya akses atau jauh dari gawai. Misalnya, seseorang jadi gelisah saat gawainya habis daya atau tertinggal.

Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa pada 2010 Yougov pernah meneliti tentang kegelisahan yang dialami pengguna gawai. Sampelnya 2.163 orang. Hasilnya diperoleh data 58% pria dan 47% perempuan pengguna gawai cenderung merasa tidak nyaman ketika kehilangan gawai, kehabisan baterai, atau berada di luar jangkauan.

"Penelitian juga menyebutkan orang-orang mengecek gawainya sebanyak 34 kali sehari. Bukan untuk memeriksa email atau menjalankan suatu aplikasi, melainkan hanya kebiasaan untuk menghindari rasa tidak nyaman," papar perempuan yang pernah menjadi Ketua Pusat Studi Kecerdasan Digital pada 2019-2020 tersebut.

Meski demikian, ada upaya yang dapat ditempuh untuk menyeimbangkan online dan offline. Pertama, mengatur waktu dalam penggunaan teknologi. Kedua, kesadaran sebagai makhluk sosial, yang tidak hanya di dunia maya namun juga di dunia nyata.

"Ketiga, mengembangkan relasi positif dengan orang yang memenuhi etika berinternet, aturan, dan norma yang ada di masyarakat. Terakhir, menanamkan pikiran untuk menggunakan gawai seperlunya," tambahnya.

182