Home Info Pendidikan Agus Sartono: Hidup Tak Berarti Tanpa Integritas

Agus Sartono: Hidup Tak Berarti Tanpa Integritas

Jakarta, Gatra.com - Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama dari Kemenko PMK, Agus Sartono, mengungkapkan bahwa hidup seorang peserta didik akan menjadi tak berarti (meaningless) ketika orang tersebut kehilangan integritasnya.

“Di atas segalanya adalah integritas karena hidup akan menjadi meaningless pada saat kita mengorbankan integritas,” ujar Agus dalam webinar bertajuk Pendidikan Indonesia untuk Masa Depan Bangsa dan Kemanusiaan yang digelar Rabu, (2/6).

Menurutnya, integritas merupakan salah satu nilai instrumental yang wajib dimiliki oleh siswa didik Indonesia. Dua nilai lainnya yang wajib dimiliki oleh anak bangsa adalah, kerja keras dan gotong royong.

Agus menjelaskan, nilai-nilai tersebut telah dirumuskan oleh berbagai akademisi, budayawan, pakar, dan tokoh masyarakat beberapa tahun lalu di Kemenko PMK. Urgensi dari dirumuskannya ketiga nilai tersebut adalah untuk memberi bekal dalam bentuk karakter kepada anak-anak didik Indonesia dalam rangka menghadapi tantangan berat di masa mendatang.

"Bahwa tugas berat tersebut akan diemban oleh kelompok masyarakat dari demografi Generasi Z. Generasi Z adalah kelompok masyarakat yang terlahir dalam rentang waktu tahun 1997-2012. Dari hasil sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2020 yang lalu, Generasi Z mendominasi demografi Indonesia dengan prosentase 27,94% dari keseluruhan populasi," jelasnya.

Oleh karena itu, Agus memandang bahwa penanaman karakter unggul kepada generasi tersebut sangat dibutuhkan. Akan tetapi, ia mengingatkan bahwa pembangunan karakter kepada kelompok generasi tersebut wajib dilakukan dengan perlakuan yang berbeda.

Treatment-nya, kalau berbicara pendidikan karakter, akan berbeda untuk masing-masing generasi. Kita tidak bisa lagi menggunakan pendekatan sebagaimana telah dialami oleh saya [sebagai anggota kelompok generasi terdahulu],” ujar Agus.

Di antara ketiga nilai di atas (kerja keras, gotong royong, dan integritas), Agus lebih memberi penekanan pada integritas. Ia menilai bahwa integritas telah menjadi barang langka hari-hari ini sehingga harus dijadikan nilai utama yang wajib dimiliki siswa terdidik di Indonesia.

“Kalau kita kehilangan dompet, kehilangan uang, kehilangan handphone, kita bisa beli lagi. Tapi kalau kita kehilangan integritas diri maka hidup kembali akan menjadi meaningless,” pungkas Agus.

186