Home Kebencanaan Penurunan Tanah Setiap Tahun, Badan Geologi Patok Penanda di Pekalongan

Penurunan Tanah Setiap Tahun, Badan Geologi Patok Penanda di Pekalongan

Pekalongan, Gatra.com - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menambah patok penanda untuk memantau kondisi penurunan muka tanah di Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Penurunan muka tanah akibat penyedotan air tanah yang massif ini masih terus terjadi dan mencapai 6 sentimeter per tahun.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pekalongan, Anita Heru Kusumorini mengatakan, penurunan muka tanah di Kota Pekalongan masih dalam masa pemantauan dan penelitian dari berbagai pihak, salah satunya dari Badan Geologi Kementerian ESDM. Pemantauan itu antara lain dilakukan dengan memasang dua patok penanda untuk menghitung laju penurunan tanah di Stadion Hoegeng dan Kecamatan Pekalongan Selatan.

Pada tahun ini, kata Anita, Badan Geologi akan menambah jumlah patok penanda penurunan muka tanah yang dipasang sebanyak 12 buah. Penambahan patok penanda ini dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Harapannya, dengan semakin banyaknya alat yang digunakan untuk mendeteksi, nantinya akan semakin jelas titik-titik di mana tanah di Kota Pekalongan itu turunnya berapa sentimeter per tahunnya, dan di daerah-daerah mana saja yang perlu mendapatkan perhatian khusus dengan adanya laju penurunan tanahnya yang cepat,” ujar Anita, Kamis (19/8).

Menurut Anita, 12 patok penanda yang baru akan dipasang di empat titik lokasi. Di masing-masing titik itu, akan dipasang tiga patok. Adapun keempat titik lokasi pemasangan itu yakni di Kelurahan Panjang Baru dan Degayu Kecamatan Pekalongan Utara, Kelurahan Sentono Kecamatan Pekalongan Timur, dan Kelurahan Tirto Kecamatan Pekalongan Barat.

“Penambahan patok penanda saat ini sudah dalam tahap pengukuran seismik untuk bisa segera dipasang. Kemudian, untuk titik tepat lokasi pemasangannya, kami masih melihat dari hasil geolistrik untuk mengetahui titiknya di mana, sampai kedalaman berapa, dan sebagainya. Saat ini yang sudah dilaksanakan proses pengukuran geolistrik untuk pemasangan patok penanda ada di Kelurahan Setono,” jelas Anita.

Anita mengatakan, berdasarkan patok penanda yang sudah dipasang di Stadion Hoegeng, Kecamatan Pekalongan Barat, laju penurunan muka tanah mencapai sekitar 0,5 sentimeter per bulan, sehingga per tahunnya mencapai 6 sentimeter per tahun.

"Sedangkan patok kedua yang sudah terpasang di Kecamatan Pekalongan Selatan menunjukkan penurunan muka tanah relatif tidak terlalu cepat, sekitar 0,2 sentimeter per bulan," ucap Anita.

Sebelumnya, Anita mengatakan, penurunan muka tanah atau land subsidence di Kota Pekalongan terjadi karena pengambilan air tanah yang massif. Tidak adanya sumber air di permukaan membuat banyak warga yang menggunakan air tanah untuk pemenuhan kebutuhan air sehari-hari, industri, perhotelan dan kebutuhan lainnya.

"Selain itu, tanah di Kota Pekalongan ini merupakan endapan muda yang secara alami akan mengalami penurunan," jelasnya.

Terus terjadinya penurunan muka tanah ditambah dengan naiknya air laut atau banjir rob membuat wilayah Kota Pekalongan terancam tenggelam dalam beberapa puluh tahun ke depan sehingga membutuhkan penanganan serius.

1263