Home Milenial Bekal Sarjana Penting Bagi Pilot, Berikut Alasannya

Bekal Sarjana Penting Bagi Pilot, Berikut Alasannya

Jakarta, Gatra.com- Dunia aviasi diyakini masih penuh optimistis seiring dengan recovery Pandemi Covid-19. “Diperkirakan pada tahun 2023, airline akan mulai proses recovery pasca pandemi, untuk itu mulai tahun 2022 lini rekrutmen pilot juga akan lebih intensif dan kompetitif untuk menghadapi tren kebutuhan masa depan," kata Chairperson Perkumpulan Institusi Pendidikan Penerbangan Indonesia (PIP2I), Ir. Karin Item, MM dalam diskusi virtual, "Pentingnya Bekal S1 Bagi Pilot Hadapi Masa Depan Industri Aviasi dan Asean Free Trade Zone," Kamis (16/9).

Demikian halnya dalam menghadapi kondisi Zona Perdagangan Bebas (ASEAN Free Trade Zone), dimana negara antar ASEAN menghapus batasan yang selama ini terjadi antar negara. Director & Principle FlyBest Flight Academy ini menyampaikan bahwa maskapai penerbangan internasional memiliki aturan dan seleksi cukup ketat

"Beberapa di antaranya, selain Air Transport Pilot License dengan minimum 1,500 jam terbang juga membutuhkan kualifikasi Bachelor,” ungkapnya menegaskan.

Untuk itu, lanjut Karin, konektivitas global dipandang sebagai faktor kunci dalam daya saing ekonomi suatu negara. Dibangunnya 34 bandara internasional di Indonesia adalah salah satu kunci konektivitas global yang akan menghubungkan Indonesia dengan negara lainnya.

Zona transaksi bebas ASEAN akan membuatmobilitas internasional, baik untuk transaksi perdagangan, tujuan pariwisata, bidang lainnya, serta masuknya Tenaga Kerja Asing akan meningkat. Hal ini berarti akan membuat kompetisi semakin tinggi, sehingga para pelaku industri penerbangan termasuk Pilot harus siap dalam menyambut tantangan ini.

“Melalui program yang kami kembangan bersama USG Education kami berusaha untuk memenuhi kebutuhan industri tersebut, dan melahirkan Pilot yang mempunyai kompetensi yang kuat dan mampung bersaing dan berkarir di industri penerbangan nasional dan internasional," paparnya.

Lewat Program Pilotpreneur dari USG dan FlyBest, setiap siswa tidak hanya dibekali dari sisi teknis penerbangan saja, tetapi juga dari sisi manajemennya. "Sehingga lulusan dapat mengejar berbagai bermacam karir di industri penerbangan, baik sebagai pilot maupun pelaku ekosistem penerbangan lainnya” tambah Karin.

CEO PT Aviasi Solusi Prima, Capt Dharmadi, S.Pd, MM menambahkan bahwa seorang pilot harus bisa menjadi pemimpin yang terampil, pengambil keputusan yang tepat dan mengelola sumber daya manusia dengan baik. Dengan gelar sarjana dan wawasan manajerial tentang pengelolaan bandara dan industri penerbangan, Pilot dapat mengembangkan karirnya menempati posisi-posisi di darat.

"Terutama pada saat sudah mencapai usia tidak produktif terbang, para pilot dengan gelar Sarjana Tinggi dapat berkarya di manajemen penerbangan, sehingga jenjang karirnya lebih panjang,” demikian ungkap Board of Advisors to General Chairman INACA (Indonesia National Air Carriers Association) tersebut.

Menurut mantan CEO Air Asia Indonesia itu, Pilot dengan kapasitas S1 juga memberikan keuntungan bagi maskapai penerbangan dan pelaku industri. Karena lulusan tersebut memiliki tingkat kedewasaan yang lebih matang dan wawasan yang lebih luas.

Dimana hal ini berkaitan juga dengan keamanan dan psikologis dalam membawa pesawat yang menjadi satu konsiderasi utama. Dengan kemampuan kepemimpinan, pengambilan keputusan dan keterampilan manajemen dan bisnis, lulusan menjadi pelamar yang lebih kompetitif dan mempunyai tingkat profesionalitas yang tinggi sehingga akan jauh lebih siap menghadapi segala tantangan industri aviasi kedepan.

Head of UniSadhuGuna BSD Campus, Aimee Sukesna menambahkan bahwa berkarir dalam dunia Aviasi bukan hal mudah yang dapat diraih kebanyakan orang. Sebab maskapai penerbangan memiliki aturan dan seleksi yang cukup ketat.

"Persaingannya pun cukup ketat. Disinilah kami hadir sebagai solusi bagi generasi muda dalam mewujudkan mimpi mereka untuk dapat terjun ke dunia air - hospitality dalam memenuhi syarat tersebut terutama dari sisi bekal akademis dan pengembangan soft skills,” jelas Aimee.

Program Pilotpreneur dari USG dan FlyBest menurut Aimee merupakan program kolaborasi untuk melahirkan para pilot yang mempunyai entrepreneurial mindset. "Atau yang kami sebut Creating Pilotpreneur,” ujarnya.

Sementara itu Chairman STIE UniSadhuGuna, Reza Suriansha menambahkan, UniSadhuGuna menjalankan program studi mengunakan metode Professional Development, Real – project dan Problem Based Learning untuk pembelajaran yang lebih efektif.  Sehingga siswa tidak hanya belajar teori tetapi juga dapat mempraktekan teori tersebut dengan baik di dunia nyata.

“STIE UniSadhuGuna menjalankan setiap program berdasarkan kegiatan diskusi, eksperimen, demo atau simulasi, yang dapat memberikan kesempatan kepada para siswa menjadi termotivasi bergerak lebih maju” kata Reza.

Termasuk dengan penerapan program kurikullum merdeka. “Lewat program kurikulum merdeka yang di keluarkan oleh pemerintah, STIE UniSadhuGuna pun berkesempatan mengeluarkan program studi yang mendukung kemajuan pendidikan aviasi di Indonesia,” pungkasnya.

804