Home Gaya Hidup Qory Sandioriva‎ & Melawan Lupa

Qory Sandioriva‎ & Melawan Lupa

Sudah sekitar 13 tahun Qory Sandioriva mengidap ‎penyakit autoimun, yakni systemic lupus erythematosus‎. Putri Indonesia 2009 itu melawan berbagai efek dari penyakit tersebut, di antaranya menjadi gampang lupa. Duta Autoimmune Indonesia ini pun terus menyugesti diri agar tidak menjadi pelupa.

Salah satu sugesti yang selalu ditanamkan, Qory melanjutkan, yakni ucapan dari orang tua bahwa autoimun itu bukan "ditidurkan" tetapi dicedaskan.‎ "Jadi dalam pikiran saya harus cerdas, cerdas, cerdas, itu kalau segi psikologis," ia mengungkapkan.

Qory juga melawan beberapa gangguan mengerikan lainnya, yakni sakit kepala hebat, rambut rontok, lumpuh, koma sampai tiga–empat hari, obesitas, kulit terasa perih, ngilu sendi dan tulang, otot dan saraf kaku, hingga kerusakan sejumlah organ tubuh.

Selain menyugesti diri atau menjaga stabilitas psikis, Qory pun melakukan berbagai treatment di dalam dan luar negeri yang menelan biaya sangat besar. Treatment tersebut di antaranya untuk mengatasi kerusakan tiga organ tubuh.

"Saya juga melakukan treatment itu awalnya di beberapa negara, Singapura, Guangzhou (Cina), lalu pindah ke Korea, kemudian Indonesia, sempat ke Pineng [Malaysia]," ucapnya dalam suatu taklimat virtual yang diikuti Iwan Sutiawan dari Gatra.

Puteri Indonesia termuda –karena meraih gelar tersebut‎ pada usia 17 tahun—ini menuturkan, treatment atau pengobatan yang dijalaninya sekitar 13 tahun tersebut menelan biaya cukup mahal. "Mungkin sudah bisa beli satu rumah kali ya," ungkapnya sambil tersenyum.

Terlebih lagi, Qory sempat terpapar Covid-19 pada medio 2021. Akibatnya, tiga organ tubuh yang rusak pun bertambah menjadi tujuh, dan penyakit autoimunnya kembali muncul. ‎"Di situ kita harus "berdamai", dalam keterbatasan ternyata masih bisa survive," katanya.

Pemeran guru kanak-kanan di film Dancing in the Rain dan Sasa di film Anak Ambar ini menderita autoimun sejak usia 16 tahun. Awalnya, ia sering berolahraga di luar rumah, namun tiba-tiba mengalami sakit kepala hebat, sering pingsan, dan badan terasa mudah kelelahan bahkan sesak napas.

Ia tidak langsung dinyatakan terkena autoimun, tetapi sempat didiagnosis berbagai penyakit, mulai tekanan darah rendah, tifus, demam berdarah, hingga akhirnya salah satu dokter menyatakannya terkena systemic lupus erythematosus tahap awal atau early lupus.

232