Home Kesehatan Layanan Telemedis Bisa Dimanfaatkan Pasien Selama Isoman

Layanan Telemedis Bisa Dimanfaatkan Pasien Selama Isoman

 

Jakarta, Gatra.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat untuk bisa kembali menerapkan isolasi mandiri (Isoman). Hal ini guna merespon naiknya kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia yang per tanggal 6 Februari telah mencapai angka 36.057.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyatakan, virus COVID-19 varian omicron memanf memiliki karakteristik tingkat penularan yang sangat cepat. Namun, jika dilihat dari gejala lebih ringan dan tingkat kesembuhan juga sangat tinggi.

Sehingga, Nadia menyarankan kepada pasien positif Omicron tanpa gejala atau gejala ringan untuk bisa melakukan isolasi mandiri (Isoman) di rumah. “Pasien yang masuk rumah sakit, 85% sudah sembuh, sedangkan yang kasusnya berat, kritis hingga membutuhkan oksigen sekitar 8%,” kata Nadia dalam keterangan yang diakses Gatra, Senin (7/1).

Nadia juga mengatakan kepada pasien yang menjalani isolasi mandiri, selama saturasi pasien tersebut berada di atas 95% ke atas tidak perlu khawatir.

"Kalau ada gejala seperti batuk, flu, demam segera konsultasi melalui telemedisin atau puskesmas setempat," tuturnya.

Sejalan dengan arahan Kemenkes tersebut, Layananan Telemedis pun menyatakan siap untuk kembali mendukung pelaksaan isolasi mandiri yang dilakukan masyarakat. Chief Commercial Officer SehatQ, Andrew Sulistya, pun menyebut pemerintah sejatinya telah memfasilitasi adanya telekonsultasi dan obat-obatan gratis.

Sejalan dengan adanya layanan gratis, maka pasien yang melakukan isoman dapat berkonsultasi online dengan dokter tanpa batasan waktu.

"Dokter nantinya mengidentifikasi pasien melalui konsultasi online tersebut dan merekomendasikan penanganan yang tepat sesuai kondisi pasien," ujar Andrew.

Ia juga mengatakan, bahwa dengan adanya layanan telemedis gratis dari pemerintah, maka pihaknya pun mendorong masyarakat, khususnya yang menjalani Isoman, untuk bisa memanfaatkan akses tersebut.

"Telekonsultasi ini juga membantu mengurangi mobilitas pasien dan bed occupancy rate atau tingkat keterisian rumah sakit,” tandasnya.

 

80