Home Regional Ngaku Ajudan Panglima TNI, Kopassus Gadungan di Brebes Ditangkap Saat Mau Nikahi Anak Danrem

Ngaku Ajudan Panglima TNI, Kopassus Gadungan di Brebes Ditangkap Saat Mau Nikahi Anak Danrem

Brebes, Gatra.com - Seorang anggota TNI gadungan, Slamet Iskandar Syah (SIS) ditangkap Koramil Songgom, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Pria berusia 32 tahun itu mengaku-ngaku sebagai anggota Kopassus dan bertugas menjadi ajudan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

SIS diringkus saat hendak menggelar pernikahan secara militer di salah satu hotel di Brebes. Adanya rencana pernikahan tersebut menjadi awal mula terbongkarnya aksi warga Desa Songgom Lor, Kecamatan Songgom, Brebes itu.

Komandan Koramil Songgom Kapten Inf Sutarno mengungkapkan, penangkapan SIS dilakukan pada Selasa (22/3). Penangkapan bermula ketika Babinsa Koramil Songgom mendapat laporan dari kepala dusun di Desa Songgom Lor terkait adanya seorang anggota TNI yang meminta izin untuk menggelar pernikahan dengan prosesi militer di salah satu hotel di Brebes pada 23-24 Maret 2022.

"Laporan itu kemudian ditindaklanjuti Babinsa bersama Unit Intel Kodim 0713/Brebes dengan melakukan penyelidikan awal," kata Sutarno dalam keterangannya yang diperoleh, Jumat (25/3).

Menurut Sutarno, saat dilakukan penyelidikan awal, ditemukan kejanggalan pada undangan pernikahan yang disebarkan. Dalam undangan itu, SIS mencatut nama Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan sejumlah pejabat TNI lainnya.

"Di undangan itu, dicantumkan kalau panglima TNI dan pejabat lainnya akan hadir dalam acara pernikahan," ujarnya.

Dengan adanya kejanggalan itu, lanjut Sutarno, SIS bersama calon istrinya yang sedang hamil, SD, dibawa ke Kodim Brebes untuk dilakukan pemeriksaan.

"Dari pemeriksaan, diketahui jika dia itu adalah TNI gadungan," tandas Sutarno.

Perwira Seksi Intel Kodim Brebes Kapten Inf Suyatno mengatakan, saat diinterogasi di Kodim, SIS tak bisa menunjukkan bukti sebagai anggota TNI dan akhirnya mengakui dirinya adalah tentara gadungan.

“Selama menjadi tentara gadungan, dia mengaku berdinas di Mabes TNI sebagai ajudan panglima TNI," ungkapnya.

Adapun calon istri SIS, SD saat diperiksa sempat mengaku sebagai anak angkat Komandan Korem (Danrem) Madiun, Kolonel Inf Waris Nugroho. Pengakuan warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat itu juga ternyata tak terbukti saat dilakukan pengecekan.

"Setelah dilakukan pengecekan via telepon, Danrem Madiun sama sekali tidak mengenalnya," ujar Suyatno.

Menurut Suyatno, SIS mengaku sebagai anggota TNI untuk memuluskan aksinya melakukan penipuan rekrutmen anggota TNI. Penipuan itu diduga dilakukan bersama SD serta DS yang mengaku sebagai guru spiritual SIS. "Mereka selanjutnya kita serahkan ke Subdenpom Brebes untuk ditindaklanjuti," katanya.

Sejumlah barang bukti turut diserahkan ke Subdenpom IV/Brebes. Di antaranya satu stel pakaian dinas lapangan TNI yang dibeli di Pasar Senin Jakarta, baret Kopassus, foto SIS dengan pakaian dinas TNI, foto Danrem Madiun, KTP TNI palsu yang dibuat di Jakarta, dan daftar nominatif siswa Calon Bintara (Caba) PK palsu.

"Petugas juga melakukan pengecekan terhadap ponsel SIS untuk mencari informasi terkait jaringan sindikat penipuan rekrutmen anggota TNI," ujar Suyatno.

Menurut Suyatno, terdapat seorang korban dari sindikat penipuan yang melibatkan SIS. Korban yaitu anggota Yonif 407/PK Tegal dengan kerugian mencapai Rp155 juta.

"Anak korban dijanjikan akan lulus Caba PK tahun ini dan sudah menyerahkan uang Rp155 juta. Jadi atas laporan korban ini, SIS bersama SD dan DS selanjutnya dilimpahkan ke Satreskrim Polres Brebes untuk diproses," imbuh Suyatno.

1378