Home Hiburan Misteri Pancur Songo, Dipercaya Bisa Kabulkan Jabatan Pemerintahan, Ramai Jelang Pemilu

Misteri Pancur Songo, Dipercaya Bisa Kabulkan Jabatan Pemerintahan, Ramai Jelang Pemilu

Pati, Gatra.com – Sumber mata air Pancur Songo yang berlokasi di Desa Jrahi, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, dipercaya sejumlah orang dapat mengabulkan jabatan yang diinginkan.

Tokoh masyarakat Jrahi, Jarono, mengatakan, Pancur Songo selalu didatangi peziarah dari luar daerah yang mengincar kedudukan dalam pemerintahan.

“Tamunya dari mana-mana ada, dari Pulau Jawa dan luar Jawa yang ke situ. Mereka kebanyakan meminta kepada Mbah Buyut Syeh agar mendapatkan pangkat negara dan pemerintahan,” ujarnya saat ditemui di kediamannya, Sabtu (25/6).

Ia menceritakan, banyak doa peziarah yang dikabulkan saat mengidamkan suatu jabatan di Pancur Songo sehingga tempat ini selalu ramai dikunjungi pelancong menjelang pemilihan umum (Pemilu).

“Cepat naik pangkat. Ini nyata banyak yang telah membuktikan,” tegas kakek kelahiran tahun 1928 itu.

Meski begitu, ia mengatakan, hanya peziarah dari luar Desa Jrahi yang dapat dikabulkan doanya. Sementara untuk warga setempat tidak akan mujarab.

“Warga di sini malah tidak ada, kalau warga Jrahi tidak bisa. Jadi warga di sini hanya membuat sebaik-baiknya desanya,” terang kakek yang mengaku pernah berjuang demi kemerdekaan Indonesia ini.

Jarono membeberkan, tidak ada ritual khusus ketika peziarah bertandang untuk meminta jabatan di Pancur Songo. Hanya saja, mereka biasanya melakukan tirakat dan membersihkan diri sebelum berdoa.

“Baiknya tirakat dulu seperti puasa, atau tidak makan garam, atau ikan. Biasanya seperti itu. Lebih mujarab lagi kalau tamunya bermalam di situ untuk berdoa,” ungkapnya.

Selain dipercaya dapat mengabulkan jabatan yang diinginkan. Air di Pancur Songo, bagi sejumlah orang diyakini dapat membuat awet muda dan menyembuhkan penyakit.

Sumber mata air Pancur Songo, menurutnya telah ada sejak dahulu kala, bahkan sebelum wilayah Jrahi menjadi desa. Begitupun Mbah Buyut Syeh, ada sejak Jrahi masih berupa belantara.

“Meski zaman sudah modern, tetapi di mata air ini tidak boleh menggunakan pipa paralon dan sampai sekarang masih menggunakan bambu, biasanya diganti saat sedekah bumi,” katanya.

3472

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR