Home Ekonomi Dunia Dilanda Krisis, Bagaimana Kondisi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia?

Dunia Dilanda Krisis, Bagaimana Kondisi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia?

Jakarta, Gatra.com - Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi setiap negara di dunia. Penurunan produk domestik bruto (PDB), hingga kenaikan angka inflasi tidak bisa dihindari.

Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Muhammad Faisal mengatakan bahwa dalam krisis ekonomi akibat Covid-19 saat ini, produk domestik bruto (PDB) Indonesia mengalami kontraksi hingga -2%. Angka inflasinya juga mencapai 3,85% (year-to-date) dan masih merangkak naik hingga kini.

Menurutnya, terdapat asumsi ke depan bahwa inflasi Indonesia akan naik ke angka 5-6% akibat kenaikan harga energi. Dampaknya akan terasa berbeda pada masyarakat menengah ke atas dan masyarakat menengah ke bawah

“(Jika) Pertalite itu akan naik itu terjadi betul-betul, maka ini sangat, saya setuju, kalau tadi ada yang menyatakan bisa sampai 7-8%. Bahkan bisa sampai lebih dari 8%, kalau terjadi efek psikologis ya, ekspektasi inflasi,” jelas Faisal dalam acara “Paramadina Democracy Forum Seri ke-4” di Jakarta, Selasa (16/8).

Faisal juga menyebut cadangan devisa menjadi salah satu indikator penentu lain dari pertumbuhan ekonomi. Indonesia masih memiliki cadangan devisa hingga 6,6 bulan. Angka tersebut terbilang aman, apabila mengacu pada kesepakatan internasional yang berada pada ambang tiga bulan.

“Nah, ini paling tidak untuk mengatasi volatilitas rupiah,” ujar Faisal.

Faisal pun menyebut indikator ekonomi makro Indonesia dalam kondisi krisis saat ini tidak terlalu buruk. Hanya saja, ia menggarisbawahi bagaimana tidak seluruh serapan ketenagakerjaan kini dapat pulih.

“Walaupun BPS (Badan Pusat Statistik) menyampaikan bahwa tingkat pengangguran itu mengalami penurunan, tapi penurunannya ini, kalau kita bisa lihat, tidak rata,” jelas Faisal.

Ia mengatakan, saat ini jumlah tenaga kerja lebih banyak tumbuh pada sektor pertanian, perdagangan, dan pariwisata. Namun, beberapa sektor lain seperti transportasi dan industri justru masih kurang bertumbuh, seiring dengan tidak meratanya pertumbuhan sektor UMKM.

Selain itu, Faisal juga menggarisbawahi bagaimana upah dari pekerja masih sama dengan kondisi pra pandemi, yakni -0,7% per Agustus 2021. Bahkan, Faisal mengatakan, penurunan upah di berbagai sektor pun masih terbilang cukup tajam.

105