Home Ekonomi Badan Pangan Nasional Buka Suara Soal Kabar Stok Kedelai Minim

Badan Pangan Nasional Buka Suara Soal Kabar Stok Kedelai Minim

Jakarta, Gatra.com-Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Badan Pangan Nasional, I Gusti Ketut Astawa buka suara soal kabar ketersediaan stok kedelai di dalam negeri tinggal 7 hari lagi. Menurutnya, stok kedelai tinggal 7 hari itu bukan dihitung per hari ini namun dihitung setelah bulan November 2022, karena berdasarkan Neraca Pangan Nasional sampai dengan akhir November 2022 stok kedelai surplus 54.983 ton.

"Stok 54.983 ton tersebut apabila dibagi rata-rata konsumsi harian nasional sebesar 8.191 ton per hari maka dapat memenuhi kebutuhan sekitar 7 hari. Jadi stok kedelai untuk 7 hari itu dihitung per setelah November 2022,” kata Ketut dalam keterangannya, Rabu (26/10).

Baca jugaKemendag Minta Bulog Beri Harga Kedelai yang Bagus untuk Petani

Ketut menjelaskan, berdasarkan perhitungan prognosa Januari–November 2022, stok akhir kedelai diperkirakan masih dalam kondisi surplus sebanyak 54.983 ton, yang merupakan hasil perhitungan dari ketersediaan 2.758.151 ton dikurangi kebutuhan selama Januari-November 2022 sebesar 2.703.169 ton. Dengan memperhitungkan kebutuhan satu bulan yang diperkirakan mencapai 245.743 ton atau 8.191 ton per hari, maka stok di akhir November sebesar 54.983 ton tersebut diperkirakan tersedia untuk 7 hari.

Meski begitu, Ketut meminta masyarakat khususnya para pengrajin tahu-tempe tidak perlu panik. Sebab, menurut dia, pemerintah akan melakukan importasi untuk memperpanjang ketersediaan kedelai di dalam negeri.

“Jadi kita mendorong percepatan realisasi importasi kedelai untuk memenuhi dan memperpanjang kecukupan stok kedelai,” ujar Ketut.

Baca jugaHarga Kedelai Impor Naik Lagi, Perajin Tahu Kelimpungan

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi mengatakan, dengan basis stok 7 hari setelah akhir November tersebut, pihaknya menjamin bahwa stok kedelai cukup hingga 1,5 bulan ke depan. Ia menyebut melalui realisasi impor, maka berdasarkan Prognosa Neraca Pangan Nasional Januari-Desember 2022, komoditas kedelai diperkirakan surplus sebesar 250 ribu ton pada akhir Desember 2022.

"Importir memang merencanakan impor dengan hati hati terkait fluktuasi nilai tukar rupiah dan harga Kedelai, sehingga biasanya merencanakan 3 sampai dengan 4 bulan," ungkapnya.

Dari sisi perlindungan usaha bagi pengrajin tahu-tempe, Arief menyebut pihaknya telah mendorong pemberlakuan kembali program Bantuan Penggantian Selisih Harga Pembelian Kedelai untuk Pengrajin Tahu dan Tempe.

"Melalui bantuan penggantian selisih harga tersebut pengrajin tahu dan tempe akan memperoleh subsidi Rp 1.000 untuk setiap kg pembelian kedelai," imbuhnya.

241