Home Nasional MMB Dukung BNPT Waspadai Radikalisme Sasar Remaja Anak dan Perempuan

MMB Dukung BNPT Waspadai Radikalisme Sasar Remaja Anak dan Perempuan

Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI), Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel saat kunjungan ke Melbourne, Australia (16/9) mengingatkan perlunya kewaspadaan bersama terkait adanya fenomena radikalisasi online yang membuka jalan untuk aksi "lone wolf".

Pola tersebut kerap kali menyasar remaja, anak dan perempuan. Menanggapi hal tersebut, Ketua Milenial Muslim Bersatu (MMB), Khairul Anam menyetujui pandangan Kepala BNPT.

"Yang disampaikan Kepala BNPT sangat tepat, oleh sebab itu, kita perlu membentengi anak-anak kita dari propaganda radikalisme dan terorisme. Harus ada perlindungan khusus, baik melalui edukasi soal ideologi dan nilai nasionalisme. Selain itu juga bisa melalui sosialisasi pemahaman ancaman paham radikalisme dan terorisme di kalangan masyarakat," ujar Anam dalam keterangannya yang diterima pada Rabu (20/9).

Anam mengatakan, banyak anak muda dan perempuan telah dieksploitasi kelompok penganut paham kekerasan dan terorisme, khususnya Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dalam propaganda-propaganda di dunia maya. Bahkan dari beberapa video propaganda itu, ISIS jelas-jelas menjadikan anak muda bahkan anak-anak Indonesia sebagai target untuk direkrut masuk dalam jaringan mereka.

"Ini sangat menyedihkan karena anak-anak itu masih fitrah (suci) dan tidak seharusnya dijadikan korban dalam penyebaran paham kekerasan dan terorisme itu,"ucapnya.

Menurut Anam, masyarakat harus berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia, melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai koordinator pencegahan terorisme di Indonesia. Sehingga perlindungan terhadap anak dapat dilakukan sedini mungkin dari penyebaran paham tersebut.

"Kita harus mencegah benih-benih radikalisme dan terorisme sedini mungkin di kalangan anak dan pelajar," tegasnya.

"Tindakan pencegahan itu harus dari akar. Akar pencegahan radikalisme bisa melalui keluarga, kemudian sekolah," tambahnya.

Ia mengimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kesadaran akan pentingnya kolaborasi dengan oemerintah. Sehingga, masyarakat akan terus waspada terhadap radikalisme.

Diberitakan sebelumnya, Kepala BNPT Republik Indonesia, Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel, mengingatkan perlunya kewaspadaan bersama terkait masih adanya fenomena radikalisasi online yang membuka jalan untuk aksi "lone wolf". Pola ini kerap kali menyasar remaja, anak dan perempuan.

"Kemajuan teknologi informasi, mendorong semakin masifnya online radicalization yang melahirkan self radicalization dan juga lone wolf. Berdasarkan hasil penelitian I-Khub Outlook BNPT 2023, menunjukkan bahwa tiga kelompok rentan yaitu remaja, anak dan perempuan, menjadi sasaran utama pola ini. Ini kita harus waspadai bersama," kata Rycko pada kegiatan silaturahmi dengan masyarakat dan pelajar Indonesia di Melbourne.

Menurut Kepala BNPT RI ke-6 ini, fenomena tersebut dapat ditangani dengan terus membangun kesadaran publik secara bersama-sama melalui kontra radikalisasi di dunia digital. Tujuannya agar publik memiliki ketahanan diri sehingga terhindar dari ajaran-ajaran yang bertentangan dengan ideologi bangsa.

Meski di tengah fenomena tersebut, Rycko menyebutkan adanya peningkatan tren toleransi di tengah masyarakat Indonesia yang juga disebabkan penurunan jumlah kelompok intoleran pasif sesuai dengan data Setara Institute tahun 2023.

"Angka ini (nilai toleransi) meningkat disebabkan karena menyusutnya kelompok intoleran pasif yang pada tahun 2016 sebesar 35,7 persen menjadi 22,4% di tahun 2023," ucap Rycko.

39