Home Politik Wacana Protap Mengemuka Lagi, Sejumlah Kalangan Pertanyakan Konsep

Wacana Protap Mengemuka Lagi, Sejumlah Kalangan Pertanyakan Konsep

Medan, Gatra.com - Setelah satu dekade tak kedengaran kabarnya, wacana pembentukan Provinsi Tapanuli (Protap) kembali mengemuka. Senin malam (27/5), sejumlah pemerhati budaya, sejarawan, ormas, dan anggota DPRD Sumut, mendiskusikannya di Literacy Coffee, Jalan Jati II No 1 Teladan Timur Kota Medan.

Diskusi dengan tema "Provinsi Tapanuli, Perjuangan Setengah Hati" ini menghadirkan narasumber Ketua Komisi D DPRD Sumut, Sutrisno Pangaribuan, sejarawan dan akademisi Universitas Negeri Medan (Unimed) Erond Damanik dan Ketua Umum DPP Horas Bangso Batak (HBB) Lamsiang Sitompul.

Baca Juga: Kenapa Tapanuli Tidak?

Sutrisno Pangaribuan menegaskan, ide besar ini jangan sampai mati. Menurutnya ide pembentukan Protap untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di kawasan itu. "Bagi saya itu harus diperjuangkan, hanya saja jangan lagi dengan kekerasan seperti di masa lalu," ujarnya.

Hal berbeda disampaikan sejarawan Erond Damanik. Erond menyebut ide Protap masih menonjolkan kesukuan dan konsepnya belum matang. "Dalam sejarah, yang kita kenal Karesidenan Tapanuli yang dibentuk oleh pemerintahan Belanda. Karesidenan Tapanuli dibentuk pemerintah Hindia Belanda untuk melakukan ekspansi ke daerah Sumatera dari tahun 1824 sampai 1934," tuturnya.

Baca Juga: Mekar dari Kandungan Bumi Tapanuli

Erond berpendat bila Protap didirikan hendaknya menyampingkan unsur-unsur ego suku yang ada, mulai dari penamaan provinsi sampai pemilihan ibukotanya. Sejumlah peserta menanggapi paparan narasumber dengan beragam sudut pandang. Budayawan Batak Tansiswo Siagian misalnya berharap upaya pembentukan Protap harus mempertimbangkan aspek sosial dan budaya. Tidak semata-mata ekonomis apalagi politik. "Konsepnya harus mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk sosial dan budaya. Itu tak kalah penting dari apsek ekonomi dan politik," ujarnya.

Baca Juga: Capres Jokowi Bawa Tiga Kartu Sakti di Tapanuli Raya

Pendapat sama juga disampaikan pegiat budaya Jimmy Siahaan. Menurut Jimmy perlu dipertanyakan ulang apakah orang Batak masih berharap adanya Protap, mengingat orang Batak sudah berbaur sejak lama dengan masyarakat luas. Selain itu, tambah Jimmy, konsepnya juga harus jelas dan dapat diterima semua pihak.

Melengkapi informasi, pada tahun 2009 upaya pembentukan Protap terhenti setelah tragedi penggerudukan massa pendukung Protap di gedung DPRD Sumut dan mengakibatkan meninggalnya Ketua DPRD Sumut saat itu Aziz Angkat.

1580