Home Ekonomi KSU POM Berhasil Menggaet Wisman Lewat Kopi

KSU POM Berhasil Menggaet Wisman Lewat Kopi

Doloksanggul, Gatra.com – Salah satu komunitas petani kopi di Humbang Hasundutan (Humbahas) bernama Koperasi Serba Usaha PetanI Organik Mandiri (KSU-POM) berhasil mengelola pengembangan usaha pertanian menjadi wisata agro. Dari pengembangan usaha pertanian tersebut, KSU POM yang berada di Desa Nagasaribu, Kecamatan Lintongnihuta kita memiliki jaringan Wisatawan Manca Negara (Wisman).

Penggagas dan pengelola KSUPOM, Gani Silaban mengaku bahwa saat ini mereka berhasil mengikat hati ratusan Wisman dari berbagai negara. Diantaranya negara USA, Europe, Amerika Latin, Afrika dan beberapa negara di Asia. Wisman tersebut berkunjung bukan hanya sekadar menjalin bisnis, melain juga datang untuk melihat keunikan proses pengolahan kopi. Mulai dari menanam, merawat dan proses produksinya.

Video Terkait: Kemenpar Bantu Pengembangan Desa Wisata Humbang

Umumnya, Wisman yang datang akan tinggal di rumah petani kopi dan komunitas suku Batak. Dari catatan mereka, lebih 300 tamu asing pernah berkunjung, ke desa Nagasaribu sejak tahun 2009. Serta dipastikan akan terus bertambah seiring dengan akses dan kemudahan jalur transportasi yang terus dibenahi. Terlebih adanya pintu masuk Danau Toba yakni Bandar Udara (Bandara) Silangit.

Baca Juga: Pemkab Humbahas Harus Serius Kembangkan Pariwisata

Termasuk pembenahan pemerintah dengan dukungan program pengembangan destinasi pariwisata Kawasan Danau Toba (KDT). Cukup menjanjikan memang bagi pelaku wisata lokal yang kreatif membuat paket paket wisata. Seperti yang kami lakukan saat ini. Kami mengembangkan pertanian bukan hanya sekadar memproduksi hasil kopi. Tetapi juga menjadikan kopi tersebut sebagai media untuk mendatangkan wisatawan. Kita melihat lebih jauh, bahwa kearifan lokal dan pengembangan yang kita lakukan ternyata mampu menjadi pasar baru dalam dunia pariwisata,” terang Gani kepada Gatra.com

Baca Juga: KemenPar Berikan Bintek Pengembangan Desa Wisata

Bagi Gani, mengubah pola pikir petani menjadi masyarakat pariwisata tidak sulit. Yang paling dibutuhkan masyarakat adalah pemahaman, kemudian jaminan kontribusi dari pengelolaan pariwisata terhadap kehidupan perekonomian mereka. Apabila sudah dirasakan dampak positif, maka secara otomatis masyarakat akan belajar untuk terus berkembang lagi.

“Termasuk dalam menata sumber daya manusianya sendiri, kebersihan, keamanan dan kemanyanan akan dibenahi secara bersama-sama. Itu sudah cukup sebagai modal. Hal yang perlu dipersiapkan adalah komunikasi. Kita membekali warga dengan beberapa hal yang dibutuhkan sebagai komunikasi awal. Nantinya warga akan belajar sendiri,” jelasnya.

Baca Juga: Pengembangan Bandara Silangit Berdampak Positif Untuk Danau Toba

Ratusan paket - paket wisata, menurut Gani bisa digaet dengan baik. Kuncinya pelaku wisata, pemerintah, swasta serta komunitas bersinergi dan berkolaborasi bersama-sama. “Kita merasakan dampak yang baik jika kolaburasi ini dapat di gabungan. Contohnya ketika kita sudah memulai, kementerian pariwisata memberikan dorongan dan dukungan. Bahkan sekarang melalui Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Destinasi Regional I kita dibantu membenahi homestay. Termasuk promosi melalui berbagai media,” jelasnya.

Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Destinasi Regional I, KemenPar, Lokot Ahmad Enda menilai apa yang dilakukan Gani Silaban bersama petani di Nagasaribu merupakan inovasi terbaik. Menurutnya, petani mampu melirik nilai tambah dari pasar agro melalui dunia pariwisata. Menariknya, menurut Ahmad Desa Nagasaribu sudah memiliki brand pariwisata. Brand dalam suatu destinasi wisata sangat diperlukan untuk menghadapi persaingan. “Kita sangat mendukung pengembangan yang seperti ini. Kedepan kita berharap Desa Nagasaribu dapat lebih baik lagi. Sehingga dapat dikunjungi lebih banyak Wisman,” terangnya.

Ahmad menambahkan bahwa dari segi kesiapan, warga Desa Nagasaribu sudah dikategorikan mampu mengelola dunia pariwisata. Namun kedepan harus terus dikembangkan dan dibenahi. Termasuk standar mutu pelayanan pariwisata. Hal tersebut sangat peting karena yang dilirik adalah wisatawan asing.

Reporter: Baringin Lumban Gaol

521