Home Ekonomi Pertamina Pantau Restoran Pengguna Gas Melon

Pertamina Pantau Restoran Pengguna Gas Melon

Solo, Gatra.com – Pertamina memantau sejumlah restoran di Kota Solo yang masih menggunakan gas elpiji 3 kilogram bersubsidi yang lazim disebut gas melon. Dari tiga rumah makan yang memiliki omzet masing-masing sekitar Rp 300 juta setahun, 31 tabung gas melon ditemukan.

Sales Eksekutif Elpiji Region IV Pertamina Adeka Sangtraga Hiptapriya mengatakan, ada tiga rumah makan di kota Solo yang didapati masih menggunakan gas melon. Padahal omzet setiap rumah makan itu tak kurang Rp 300 juta setahun.

”Ketiga rumah makan itu  yakni Soto Triwindu dengan enam tabung gas melon, Soto Kirana 14 tabung, dan Sate Kambing Pak Samin 11 tabung,” ucap Adeka saat ditemui di sela-sela inspeksi mendadak atau sidak ke restoran itu, Selasa (25/6).

Baca Juga: Setelah di Tol Solo-Ngawi, Pertamina Siapkan SPBU di Tol Solo-Semarang

Sidak ini untuk mensosialisasikan pada masyarakat penggunaan gas elpiji non-subsidi. ”Kami ingin kesadaran masyarakat bisa tumbuh. Selain memberikan edukasi, kami juga melakukan monitoring. Sosialisasi semacam ini sudah sering kami gaungkan,” jelas Adeka.

Pasalnya sampai saat ini masih banyak masyarakat tidak memiliki kesadaran untuk menggunakan gas elpiji non-subsidi. Dari sidak sebelumnya, Pertamina menemukan 15 rumah makan di Kota Solo menggunakan gas subsidi.

Pertamina akan melanjutkan sidak ini ke restoran lain, termasuk berdasarkan laporan masyarakat. ”Aturannya kan jelas. Rumah makan yang omzetnya sudah besar tidak bisa menggunakan gas elpiji bersubsidi,” ucapnya.

Baca Juga: Sahur Dongkrak Konsumsi LPG di Solo Hingga 5 Persen

Pertamina menggandeng Pemkot Solo dan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Solo untuk sidak dan mengedukasi masyarakat.

Ketua Bidang Elpiji 3 Kilogram Hiswana Migas Surakarta Agustinus Aditya mengatakan, belum ada sanksi bagi pemilik rumah makan besar pengguna gas elpiji subsidi. Saat ini langkah Pertamina dan Hiswana Migas baru sebatas mengganti gas elpiji bersubsidi 3 kilogram dengan gas elpiji non-subsidi 5,5 kilogram.

”Untuk penggantian ini kami masih memberikan separuh harga sebab saat ini masih sebatas sosialisasi,” ucapnya.

715