Home Kesehatan Antisipasi Hepatitis, Masyarakat Diimbau Lakukan Skrining

Antisipasi Hepatitis, Masyarakat Diimbau Lakukan Skrining

Jakarta, Gatra - Penyakit hepatitis yang menyerang organ hati (liver) sebagian besar tidak memiliki gejala. Oleh sebab itu, Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI), Dr. dr. Irsan Hasan, SpPD-KHEH, FINASIM mengimbau, agar masyarakat dapat melakukan skrining dan vaksin secara mandiri.

"Kasus hepatitis di Indonesia ini banyak yang biasa diketahui saat sudah parah atau menjadi kanker. Sebab, tidak ada gejala, jari orang tidak akan periksa. Di antara kita ini sebenarnya sehat-sehat saja, tapi tidak tahu kalau ternyata terkena hepatitis," terangnya di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta Pusat, Ahad (28/7).

Menurut dokter Irsan, ada dua hal yang sebaiknya dilakukan dalam mencegah terjadinya hepatitis.

1. Skrining bagi yang belum sakit

Inginnya semua 250 juta penduduk di Indonesia ini mendapatkan skrining gratis. Tapi, kemampuan pemerintah diprioritaskan untuk yang memiliki risiko tinggi hepatitis dan risiko menularkan. Misalnya, ibu hamil sudah jutaan yang diskrining. Bahkan, di DKI Jakarta, calon pengantin sudah diwajibkan skrining dan vaksin hepatitis. "Kami mengingatkan skrining ini menjadi kesadaran sendiri dulu," ujarnya.

2. Skrining bagi yang sudah sakit

Bagi yang sudah terkena harus melakukan pemeriksaan USG dan darah, paling tidak setiap 6 bulan. Gejala akan muncul jika hati sudah mulai sirosis dan ada pembesaran. Apabila besarnya di bawah 3 senti, maka masih bisa disembuhkan. Sedangkan, yang di bawah 3 senti hanya bisa diketahui melalui USG. Jadi, untuk semua orang yang sudah terkena penyakit hepatitis, bisa melakukan skrining untuk mengindentifikasi adanya kanker hati.

"Yang wajib melakukan skrining adalah penderita hepatitis dengan potensi muncul kekronisan, seperti hepatitis B dan C. Bagi penderita hepatitis A tidak perlu karena bisa sembuh dengan sendirinya. Hanya perlu istirahat, serta konsumsi makanan yang bersih dan bergizi," imbuh dokter Irsan.

 

817