Jakarta, Gatra.com - Pengamat kopi sekaligus General Manager di ABCD School of Coffee, Willyanto, mengatakan bahwa bisnis kopi di Indonesia bisa terus berkembangbiak karena tidak lepas daripada kualitas kopi Indonesia yang bagus namun harga yang sangat terjangkau.
"Memang setiap tahun industri kopi terus berkembang, dibandingkan waktu saya dulu di awal masuk industri kopi," ujarnya saat konferensi pers Jakarta Coffee Week 2019 di Gedung ABCD School of Coffee, Jakarta, Rabu (21/8).
Baca juga: Mau Moncer Bangun Bisnis Kedai Kopi, Ini Kuncinya!
Willyanto juga menjelaskan bahwa sebagai negara penghasil kopi salah satu terbesar di dunia, yang produksinya sangat berlimpah, harga kopi di Indonesia sangat terjangkau daripada di negara-negara lain. "Ini yang membuat industri ini terus berkembang hingga hari ini," ucapnya.
Selain itu, lanjut Willyanto, komunitas kopi di Indonesia memiliki sirkulasi yang sangat sehat. Komunitas-komunitas itu saling membantu, mambagikan info dan saling mendukung satu sama lain. Komunitas yang memegang kunci industri dagang ini, karena mereka yang mendirikan kedai-kedai kopi.
"Jadi ketika makin banyak kedai kopi, yang diuntungkan itu costumer. Costumer tinggal memilih mau kedai yang bagus dan mewah, atau yang sederhana tapi kopinya enak," ujarnya.
Dengan kata lain, ujar Willyanto, persaingan di antara kedai sebenarnya sangat minim. Persoalannya adalah siapa yang bisa melihat marketnya di mana.
Misalnya es kopi susu yang begitu merebak dan menjadi primadona saat ini. Menurut Willyanto sangat sederhana karena mereka enggak butuh jenis kopi yang bagus, sebab rasanya juga bakal hilang oleh susu dan gula, tapi banyak orang yang suka karena enak dan sederhana.
Baca juga: Petani Kopi Harus Berkoperasi Untuk Tingkatkan Pendapatan
Merebaknya kedai kopi, di satu sisi menguntungkan para pelanggan untuk bisa memilih mana yang mereka mau dengan beragam banyak varian kedai dan produknya, namun di sisi lain, ini adalah tantangan besar bagi kedai-kedai kopi di Indonesia untuk bisa mengambil langkah yang tepat untuk menggaet pasar.
"Ada beberapa teman-teman yang buka, tapi baru satu tahun, dua tahun tutup," kata Willyanto.
