Home Ekonomi Kecanduan Kapas AS, Bahan Baku Tekstil Lokal Perlu Didorong

Kecanduan Kapas AS, Bahan Baku Tekstil Lokal Perlu Didorong

Jakarta, Gatra.com - Ketua Ikatan Ahli Tekstil Indonesia (IKATSI), Suharno Rusdi mengungkapkan industri tekstil Indonesia masih banyak mengimpor bahan baku dalam proses produksinya, salah satunya adalah kapas.
 
Ia mencatat, saat ini Indonesia mengimpor kapas sekitar 900 ribu ton per tahun dari Amerika Serikat, salah satu produsen kapas utama di dunia.
 
"Kita harus memaksimalkan bahan baku rayon, kayu. Itu bisa menghasilkan (serat) selulosa yang bisa dibuat seperti kapas. Harusnya bisa kok menghindari ketergantungan bahan baku," ujarnya kepada awak media di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu (30/10).
 
Rusdi menjelaskan, Indonesia kaya akan bahan baku kayu, tetapi kayu yang memiliki kualitas paling baik untuk produksi rayon adalah Eucalyptus (kayu putih) yang banyak tumbuh di Indonesia.
 
"Di Indonesia, lima tahun [Eucalyptus] bisa panen, sedangkan Australia 30 tahun baru panen. Pasti kita akan kompetitif dong," ujarnya.
 
Namun, Ia memperkirakan perkembangannya akan terhambat aspek politis. "Kalau kita mengembangkan rayon, Amerika akan bergerak. Impor cotton, kita ada 900 ribu ton. Mereka perlu dong menghidupi petani kapas mereka," tuturnya.
 
Meskipun demikian, ia menyarankan pengembangan rayon sebagai bahan baku tekstil secara bertahap.
 
Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil, Kementerian Perindustrian, Muhammad Khayam mengatakan, ketergantungan terhadap impor bahan baku menjadi salah satu persoalan dalam industri tekstil nasional.
 
"Bahan baku kita lebih ke polyester, kimia, lebih ke nafta, kita masih impor, tetapi integrasi tadi, kita lihat lagi. Midstream [industri kain] kita kuatkan lagi," katanya.
 
284