Home Kebencanaan Sarolangun Miliki 24 Desa Tangguh Bencana

Sarolangun Miliki 24 Desa Tangguh Bencana

Sarolangun, Gatra.com - Termasuk daerah yang rawan terhadap kejadian banjir dan longsor, Kabupaten Sarolangun, Jambi hingga tahun 2019 ini sudah membentuk 24 desa tangguh bencana, dengan rincian tahun 2019 ini ada 4 desa yang dibentuk, sedangkan tahun sebelumnya sudah ada 20 desa yang terbentuk, yang tersebar di 10 kecamatan yang ada di daerah itu.

"Tahun ini kita menambah jumlah desa tangguh bencana yang tersebar di Kecamatan yang rawan bencana banjir, longsor dan termasuk kebakaran," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sarolangun, Trianto saat dikonfirmasi Senin (18/11).

Ia mengatakan tahun 2019 ini juga mendapatkan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pemerintah pusat berupa kendaraan operasional serta beberapa peralatan penting.

"Di antaranya satu unit mobil tangki pemadam, 1 unit Force Water Pump, 1 Fire Hose Zhield Tex 1.5×20 M,1 Nozel Forestry,1 Suction Hose 3 M, 1 Flexibel Tank 3000 Liter," kata Trianto.

Selanjutnya kata Trianto tahun 2020 nanti, pihaknya mengusulkan mobil tangki 2 unit lagi, mobil rescue, mobil angkut, embung air kapasitas 5.000 liter.

"Sebab setiap ada bencana peralatan pendukung sangat penting, contohnya saja waktu karhutla kita cukup keteteran, tapi bersyukur berkat kerja sama lintas sektoral kita bisa selesaikan ini," ujarnya.

Trianto menyebut, selain bantuan tadi pihaknya juga mendapat bantuan berupa alat pendeteksi banjir atau Early Warning Sistem (EWS) dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pemerintah pusat yang dipasang tepatnya di Desa Pulau Pandan, Kecamatan Limun, daerah itu.

"Alat ini merupakan alat pendeteksi banjir secara elektronik atau digital, melalui bantuan BNPB Pusat, alat ini sudah dipasang di Kecamatan Limun tepatnya di Desa Pulau Pandan," kata Trianto.

Trianto menjelaskan Kabupaten Sarolangun merupakan satu-satunya daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi yang mendapatkan bantuan itu.

"Ini atas hasil survei pihak Universitas Gajah Mada (UGM) yang bekerjasama dengan BNPB di Desa Pulau Pandan, Kecamatan Limun. Alat itu nantinya di manfaatkan untuk masyarakat dan memberikan informasi tentang tingginya permukaan air sungai," katanya.

"Peralatan-peralatan ini tentu sangat penting bagi kita, mengingat saat ini daerah kita sudah mulai memasuki musim penghujan," katanya lagi.

99