Home Ekonomi Palapa Ring Rampung, Kominfo Riau Kebingungan Apa Manfaatnya

Palapa Ring Rampung, Kominfo Riau Kebingungan Apa Manfaatnya

Pekanbaru, Gatra.com -- Kendati proyek Palapa Ring sudah rampung Agustus 2019, hingga kini Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Riau belum bisa menjelaskan secara rinci manfaat serat optik nasional tersebut untuk Riau. Kadiskominfo Riau, Yogi Getri, mengatakan hingga sekarang pihaknya kebingungan belum mendapatkan informasi rinci dari Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), sehubungan dengan manfaat Palapa Ring bagi daerah.

"Apakah dengan tuntasnya Palapa Ring  yang katanya merupakan pemerataan konektivitas membuat problem blank spot (tidak terlayani jaringan Komunikasi) menjadi teratasi? setahu saya di Riau ini masih banyak titik blankspot," sebutnya kepada Gatra.com, Jum'at (22/11).

Saat ini sejumlah desa  di kabupaten di Provinsi Riau tak terjamah jaringan halo-halo. Kabupaten Rokan Hulu misalnya, sebanyak 11 desa belum memperoleh akses ke jaringan seluler.

Yogi menambahkan, mandeknya informasi yang diperoleh Kominfo daerah, disebabkan oleh kurang lancarnya interaksi antara Kemenkominfo dengan Kominfo. Dia pun berharap persoalan semacam ini dapat berakhir di era Menkominfo yang baru, Jony G Plate.

"Jadi kalau ditanya soal informasi Palapa Ring bagi daerah, kita tidak bisa memberi penjelasan utuh, misalkan apa yang dimaksud dengan rampung 100 persen itu. Yang jelas sejak Palapa Ring rampung pun mereka belum pernah mengundang Kominfo daerah se- indonesia, kalau dulu kan ada kerjasama dengan daerah," tekannya.

Proyek Palapa Ring sendiri merupakan proyek pembangunan serat optik sepanjang 36.000 kilometer.Proyek tersebut digarap melalui kerja sama antara pemerintah dan swasta melalui skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Berdasarkan keterangan disitus Kemenkominfo proyek Palapa Ring bernilai Rp 1,38 triliun.  Nantinya ketika beroperasi memungkinkan akses kecepatan internet 4G sampai dengan 30 Mbps.

Proyek infrastruktur itu sebenarnya  muncul pada 2007. Namun, terbengkalai hampir satu dekade. Baru tahun 2015, Kemenkominfo kembali memulai tender proyek Palapa Ring jilid II. Dalam progresnya Palapa Ring jilid II dibagi menjadi tiga paket, yakni Timur, Tengah dan Barat.

Dihubungi dari Pekanbaru, Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas Kemenkominfo, Ferdinandus Setu, membenarkan rampungnya Proyek Palapa Ring bukan berarti tuntasnya persoalan blankspot.

"Untuk problem blank spot, prosesnya tidak serta merta bergantung pada Palapa Ring, masih perlu ada beberapa jaringan ke daerah blank spot. Bahkan kami juga akan membangun sebanyak 3500 base transcevier station (BTS) di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T)," ungkapnya.

722