Home Gaya Hidup Sensasi Kuliner Tempo Dulu di Pasar Pinggir Alas Baturraden

Sensasi Kuliner Tempo Dulu di Pasar Pinggir Alas Baturraden

Banyumas, Gatra.com - Masyarakat Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, membuka destinasi wisata digital bertajuk "Pasar Pinggir Alas", Sabtu (15/6). Pasar yang memiliki sejumlah tempat berfoto ini mengandalkan sensasi menikmati masakan kuliner tempo dulu.

Pengelola Pasar Pinggir Alas, Sudiro mengatakan, ide untuk membuat pasar ini dilatarbelakangi keinginan untuk memberdayakan masyarakat desa. Setelah berdiskusi dengan sejumlah pelaku wisata, akhirnya lahan milik Sudiro seluas 3.000 meter persegi dimanfaatkan untuk membuat pasar digital.

"Kami menyiapkan 80 lapak, namun baru 65 yang terisi untuk stan makanan dan 10 stan untuk suvenir. Lapak yang masih kosong disebabkan karena sejumlah pedagang mengalami kendala. Mereka tidak hanya berasal dari Banyumas, tapi juga luar kota seperti Purbalingga," ujarnya di sela-sela peresmian Pasar Pinggir Alas.

Dari pengamatan Gatra.com, suasana pasar tradisional masa lalu nampak sejak dari gerbang masuk pasar. Beragam ornamen dari bambu terpasang menghias pintu. Beberapa sudut pasar juga disiapkan hiasan untuk berselfie ria. Sehingga banyak pengunjung yang tidak melewatkan kesempatan ini untuk berfoto.

Sebelum membeli makanan, minuman dan cendera mata, pengunjung harus menukarkan uang di dekat pintu masuk. Sebab, pasar ini hanya menerima transaksi pembayaran dengan menggunakan uang kepengan yang terbuat dari batok kelapa. Satu kepeng uang setara dengan Rp2 ribu dan Rp5 ribu.

Sudiro mengatakan, di pasar terdapat 75 lapak pedagang yang akan menjual lebih dari 100 jenis makanan tradisional. Pasar tersebut menyediakan antara lain  jajanan pasar, minuman tradisional, dan makanan khas jaman kuno. Ada banyak minuman tradisional, di antaranya wedang cleblek (kopi), wedang jahe, wedang uwuh, dawet ayu, badeg (air nira), es cau (cincau), dan wedang bajigur. 

Sementara jajajan tradisionalnya juga unik dan beragam, misalnya mendoan, pecel, gudeg ciwel, cenil, inthil, candil, buntil, gebral, grontol, krawu, lopis, gethuk, oyek, klepon, kemplang, srabi, awug-awug, nagasari, ronda maya, dan randa royal.  Kebanyakan  jajanan  jarang ditemukan pada masa kini.

Ada juga musik tradisional kentongan dan calung di panggung hiburan yang disiapkan secara khusus. Jadi, sambil makan, pengunjung bisa menikmati suguhan hiburan. "Pasar tradisional ini rencananya buka setiap  Sabtu dan Minggu serta hari libur nasional dan liburan sekolah, mulai pukul 06.00 hingga 17.00," katanya.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, Asis Kusumandani mengapresiasi inisiatif warga kawasan wisata Baturraden yang membuka destinasi digital ini. Dia meminta pengelola untuk menonjolkan keunikan dan ciri khas sebagai identitas pasar tersebut.

"Kami minta pengelola untuk memperhatikan kebersihan baik tempat dan makanan, memperbanyak tempat selfie, serta memiliki ciri khas tersendiri sehingga pasar tradisional ini tidak terkesan menjiplak dari tempat lain," ucapnya.

Menurut dia, keunikan dan ciri khas ini akan membuat pengunjung tidak  jemu untuk berkunjung ke Pasar Pinggir Alas. Wisatawan yang datang akan mempromosikan secara gethok tular, dari mulut ke mulut.

Salah satu pengunjung, Inggrid Widi Ardana asal Purwokerto, mengaku sempat menikmati makanan khas Banyumas, yaitu mendoan dan ketupat. Menurutnya, tempat tersebut sangat cocok untuk berfoto dan menu makanannya juga terasa enak. "Tempatnya bagus dan rasa makanan tradisionalnya enak, lumayan," katanya.

2693