Home Ekonomi Stok Daging Ayam Oversuplai, Impor Ayam Belum Diperlukan

Stok Daging Ayam Oversuplai, Impor Ayam Belum Diperlukan

Jakarta, Gatra.com - Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN), Sugeng Wahyudi menegaskan bahwa stok daging ayam saat ini masih oversuplai sehingga impor belum diperlukan.

"Jadi jika ada daging-daging impor dari Brazil ini jadi masalah. Kalau itu jadi suatu fakta, mau nggak mau kita harus menghadapi itu," ujarnya ketika dihubungi oleh Gatra.com, Jumat (16/8).

Sebelumnya pemerintah membuka keran impor ayam karena kalah gugatan dari Brazil dalam Badan Penyelesaian Sengketa, Badan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Pihaknya memprediksi pada Bulan September akan ada kelebihan 5,7 juta ekor anak ayam untuk kebutuhan sebulan. Angka tersebut nantinya setelah dikonversi dalam bentuk karkas menjadi 6.443,85 ton yang merupakan kelebihan stok daging ayam nasional.

"Dalam UU No 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan di situ pemerintah boleh mengimpor produk daging dan turunannya kalau dalam negeri kurang. Sementara kita tidak kekurangan, bahkan oversuplai," katanya.

Oversuplai ini disebabkan oleh berakhirnya dampak afkir yang diadakan pada akhir Juni hingga pertengahan Juli yang lalu. "Itu modelnya sementara, sehingga sudah tidak dilakukan lagi," ujarnya.

Sugeng menyarankan pengembangan rantai dingin (cold storage) untuk menyimpan stok daging ayam yang berlebih. Menurutnya jumlah rantai dingin di Indonesia masih belum memadai.

Di kesempatan berbeda, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Pembibitan Unggas (GPPU) Achmad Dawami mengamini bahwa stok ayam di Indonesia mengalami oversuplai.

"Target pemerintah untuk konsumsi per kapita per tahun untuk tahun 2020 adalah 13,5 kg per kapita per tahun untuk broiler. Tahun ini kami perkirakan sudah 15 kg per kapita per tahun," katanya ketika dikonfirmasi.

Oleh karena itu, Achmad menyarankan pemerintah menjamin ketersediaan pakan ternak yang murah dan berkualitas agar produk ayam Indonesia dapat bersaing dengan produk impor.

"Pemerintah menyambut dengan baik beberapa usulan peternak yang ada. Sekarang disusun bagaimana caranya tidak segampang itu memasukkan produk-produk dari Brazil dan negara-negara lain," ujarnya.

Pandangan yang sama turut dikemukakan oleh Kepala Bidang Hukum & Humas Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia (ARPHUIN), Cecep M. Wahyudin. Ia mengatakan bahwa Indonesia masih swasembada karkas ayam.

Mengutip dari data Badan Pusat Statistik (BPS), dirinya menjelaskan potensi produksi karkas ayam pada 2018 adalah 3,38 juta ton sementara proyeksi kebutuhannya hanya di angka 3,05 juta ton.

"Artinya impor daging ayam Brazil tidak diperlukan. Tak hanya itu daging ayam impor juga tidak memberikan multiplier effect bagi perekonomian Indonesia," terangnya dalam pernyataan tertulis pada Rabu (16/8).

Cecep memberi contoh Filipina yang kesulitan mengatur pasokan dan permintaan daging ayam di negaranya dengan masuknya produk ayam impor dari Amerika Serikat, Brazil dan negara lainnya.

"Sekali produk impor masuk, maka akan sulit untuk dihentikan, dan perunggasan domestik Filipina merasakan betul bagaimana dampak negatif dari daging ayam impor tersebut," pungkasnya.

290