Home Ekonomi Sejumlah Peneliti BBSDLP Kementan Terima Royalti

Sejumlah Peneliti BBSDLP Kementan Terima Royalti

Jakarta, Gatra.com - Tiga peneliti dari Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) meraih royalti dari hasil inovasinya soal tanah hingga pupuk hayati untuk memajukan sektor pertanian.

Kepala BBSDLP, Dr. Husnain, dalam keterangan tertulis, Kamis (23/8), menyampaikan, royalti yang didapat tersebut menunjukkan kualitas peneliti di bawah lingkup BBSDLP yang membuat Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, kagum.

"BBSDLP memiliki 4 instansi berupa balai penelitian di bawahnya. Dua dari 4 balai tersebut mendapat royalti," kata Husnain.

Peneliti pertama peraih royalti yakni Dr. Etty Pratiwi dari Balai Penelitian Tanah (Balittanah). Dia meraih royalti dari produk pupuk hayati Agrimeth. Kedua, Ir. Joko Purnomo, M.Si juga dari Balittanah dengan pupuk Jeranti. Sementara Dr. Mukhlis dari Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) mendapat royalti dari produk Biotara.

Mentan Amran menyerahkan langsung royalti tersebut kepada ketiga peneliti di atas pada acara "Launching Produk Inovasi Balitbangtan", Kamis (22/8), di Kampus Pertanian Cimanggu, Bogor, Jawa Barat (Jabar).

Etty menjelaskan, pupuk hayati Agrimeth yang telah dilisensi oleh PT Agro Indo Mandiri, mengandung bahan aktif dari konsorsia bakteri Methylobacterium sp, Azotobacter sp, Bacillus sp, Rhizobium sp, dan Bradyrhizobium sp yang dapat meningkatkan efisiensi serapan hara tanaman, mengurangi pemakaian pupuk anorganik serta meningkatkan produktivitas tanaman hingga 50%.

"Pupuk hayati ini dapat diaplikasikan pada budidaya tanaman pangan dan hortikultura," ujar Etty.

Menurutnya, aplikasi di lapang menunjukkan pemakaian Agrimeth di Boyolali, Jawa Tengah (Jateng), produksi padi mencapai 11 ton gabah kering panen (GKP) dengan pola tanam jajar legowo.

Sementara itu, Joko selaku inventor Jeranti menyampaikan, produk yang telah dilisensi oleh PT Pupuk Kujang ini merupakan pupuk NPK (14-10-18) yang berbentuk tablet yang dikembangkan untuk tanaman jeruk keprok.

"Jeranti tablet diaplikasikan dengan cara dibenamkan yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemupukan," kata Joko.

Menurutnya, pupuk tablet ini sesuai untuk tanaman hortikultura berpohon, tetapi untuk tanaman semusim seperti bawang merah dan cabai, petani lebih memilih bentuk yang telah dihaluskan.

Adapun Mukhlis dan Dr. Yuli Lestari yang meraih royalti dari pemerintah sejak 2017 berkat kolaborasi mereka menciptakan Biotara, pupuk hayati untuk lahan rawa. Penemuan tersebut dikerjasamakan dengan swasta untuk produksinya sehingga Mukhlis berhak mendapat royalti berupa pembagian keuntungan sesuai perjanjian yang tercantum dalam lisensi.

Biotara berguna karena dapat mempercepat proses perombakan bahan organik, melarutkan unsur P dalam tanah, dan mengikat N. Di lapangan, Biotara dapat meningkatkan hasil sampai 20% dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik sampai 30%.

320