Home Politik Kota Mataram Jauh Dari Sebutan Kota Budaya dan Literasi

Kota Mataram Jauh Dari Sebutan Kota Budaya dan Literasi

Mataram, Gatra.com-Sebagai Ibu Kota Provinsi NTB, Kota Mataram tidak sekedar menjadi pusat pemerintahan dan pusat bisnis. Kota Mataram harus menjadi pusat kegiatan kebudayaan, salah satunya melalui kegiatan literasi.

Sekda Lombok Timur, H Rohman Farly yang akrab disapa HRF ini mengamati, selama ini Kota Mataram belum menunjukkan diri sebagai pusat kebudayaan, termasuk di dalamnya gerakan literasi.

" Padahal intelektual NTB banyak di Mataram. Begitu juga dengan beberapa kampus terbaik di NTB yang ada di Kota Mataram. Namun rasanya ada jarak antara kegiatan intelektual itu dengan pemerintah Kota Mataram," kata HRF , Jumat (1/11 ) .

HRF menilai, berbagai kegiatan ilmiah, intelektual, dan kegiatan yang berkaitan dengan gerakan literasi,  lebih sering dilakukan oleh kampus dan komunitas. Ke depannya, Pemerintah Kota Mataram perlu menggencarkan gerakan literasi di berbagai kalangan dan stakeholder.

"Mataram hanya beruntung sebagai ibu kota provinsi saja. Pemkot Mataram bisa menjadi terdepan dalam berbagai kegiatan tersebut,"tuturnya. 

HRF akan menjadikan gerakan literasi ini sebagai salah satu program unggulan. Menjadi bagian dari misi kebudayaan di Kota Mataram sesuai moto "Berbudaya" bukan sekedar seremonial kegiatan kesenian. Namun, hal ini juga menjadi kegiatan yang terkait literasi.

HRF akan menjadikan Dinas Perpustakaan sebagai dinas yang bergengsi. Tidak sekedar menunggu pengunjung. Dinas Perpustakaan harus turun ke beberapa lingkungan untuk kegiatan literasi. Para petugas perpustakaan harus lebih banyak waktunya membina masyarakat dalam berbagai kegiatan literasi.

"Kota Mataram ini sangat kecil. Jadi mudah untuk menjangkau semua tempat," imbuhnya.

HRF juga akan mengoptimalkan berbagai komunitas yang aktif di kegiatan literasi. Bersama komunitas ini, Dinas Perpustakaan akan turun menggelar berbagai kegiatan yang berkaitan dengan literasi seperti memotivasi untuk gerakan membaca, gerakan menulis, termasuk juga program literasi lainnya. Seperti literasi keuangan, literasi media. Melalui gerakan ini, HRF berharap ada kebangkitan semangat warga Mataram untuk belajar dan mengembangkan diri.

" Akan kita integrasikan dengan kegiatan Posyandu, kegiatan komunitas, termasuk juga berbagai sanggar belajar yang ada di setiap kelurahan," ujarnya.

Menurutnya, di setiap lingkungan nantinya akan muncul kelompok belajar yang sasaran utamanya adalah anak-anak dan remaja. Selain menyediakan bahan bacaan dan berbagai kegiatan yang menarik, mereka juga bisa dibimbing untuk meningkatkan kapasitas.

" Misalnya ada yang suka dengan dunia digital, akan difasilitasi untuk pelatihan itu. Bukan dengan cara dikumpulkan di kantor walikota, tapi langsung turun ke setiap lingkungan," tandas Rohman Farly

Melalui gerakan ini, HRF berharap warga Mataram khususnya anak muda menjadi anak muda unggul. Merekalah yang nantinya akan membangun kampung halamannya.

"Merekalah yang nanti akan melakukan kegiatan kegiatan positif di setiap lingkungan. Saya percaya dengan kegiatan literasi ini, akan muncul anak muda Mataram yang unggul di segala bidang," tuturnya

Dalam berdiskusi dengan beberapa komunitas anak muda, HRF mendengar ada kerinduan mereka agar Mataram ini menjadi barometer kegiatan literasi dan kebudayaan di NTB. Selama ini berbagai program tersebut dilakukan oleh pemerintah provinsi, kampus, maupun pihak luar. Anak muda Mataram menginginkan Pemkot Mataram sebagai penyelenggara.

" Lalu saya tantang anak-anak muda itu, dan mereka siap menjadi penggerak. InsyaAllah jika diberikan amanah, kami siap mendukung apa aspirasi mereka itu," katanya.

HRF mengatakan, dari sisi anggaran dia akan memperhatikan Dinas Perpustakaan. Selain itu, HRF akan bekerja sama dengan semua kampus yang ada di Kota Mataram untuk menyelenggarakan kegiatan literasi, termasuk juga mendukung komunitas yang ada melalui kelurahan. Swasta juga akan dilibatkan, tidak sekedar menjadi sponsor acara hiburan semata, tetapi mereka tentu senang dengan kegiatan literasi.

" Tidak terlalu banyak butuh anggaran. Kota Mataram ini kecil wilayahnya. Apalagi banyak pihak yang siap mendukung program ini," pungkas HRF. 

1255