Home Politik Guru Mengajar di Kampung yang Dikepung Lautan Segara Anakan

Guru Mengajar di Kampung yang Dikepung Lautan Segara Anakan

Cilacap, Gatra.com - Seorang guru di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Apudin mengajar sekolah di wilayah terpencil di Laguna Segara Anakan. Saking terpencilnya, kerap kali ia mengajar satu sekolah, sendirian. Saking terpencilnya, jadwal mengajar guru lain yang berasal dari luar wilayah kerap kosong. Akibatnya ia pun mengajar kelas satu hingga enam, dengan sistem bergantian. “Ya sering sendirian,” katanya, beberapa waktu lalu.

Menurut dia, sebenarnya ada guru lain yang dijadwalkan mengajar di SD Negeri Ujungalang Filial Bondan. Namun, guru tak bisa bertahan lama. Sering kali, guru luar daerah segera pindah lantaran akses ke SD Bondan yang sulit.

Untuk menuju tempat ini, seseorang harus naik perahu. Setelah melewati laguna yang luas, untuk masuk ke Dusun Bondan, harus melalui semacam kanal berkelok yang dikepung hutan mangrove. “Bondan memang terpencil,” ucapnya.

Apudin sebenarnya bukan warga asli Cilacap. Pada pertengahan 1990-an, dia pindah dari Tangerang ke wilayah ini untuk membuka tambak. Tetapi, ia bangkrut. Beragam masalah membuat produksi tambaknya begitu minim. Toh ia tetap bertahan di dusun ini dan akhirnya ber-KTP Cilacap. “Jujur saya hanya lulus SD. Tapi saya prihatin dengan kondisi pendidikan di Dusun Bondan,” ucap Apudin.

Melihat pendidikan anak-anak Bondan yang mengenaskan, warga lantas mengusulkan pendirian sekolah. Pada 2002, sekolah itu berdiri. Guru dari luar Bondan datang silih berganti. Nampaknya tak ada yang bertahan lama. Kalau pun memakai sistem piket, terkadang tak jalan.

Apudin yang semula hanya bantu-bantu mengajar, kini justru menjadi guru utama. Dia lah satu-satunya guru yang setia belasan tahun mengajar di sekolah terpencil ini. “Saya sekolah persamaan. Sekarang sudah paket C,” ungkapnya.

Apudin mengembangkan sendiri metode belajar mengajar di sekolah terpencil ini. ia tak menggunakan silabus maupun Rencana Pelaksanaan Pendidikan (RPP).

Sebab, jika menggunakan silabus dan RPP baku, maka pendidikan yang dilakukan di SD ini tak akan jalan. Ia lebih banyak melakukan pendidikan berbasis potensi anak dan lingkungan sekitarnya merupakan kawasan Laguna Segara Anakan. “Sebetulnya kita tidak memakai silabus atau RPP. Mau ke mana anak tersebut, dilihat potensinya,” dia menjelaskan.

Di sekolah ini, total ada 15 siswa. Seluruhnya merupakan warga Dusun Bondan, Desa Ujungalang. Meski mengajar 1 sekolah, Paudin tak lantas menuntut fasilitas yang berlebih. Terpenting, anak-anak bisa mengakses pendidikan di kampungnya sendiri.

Perjuangan Apudin mengajar di sekolah terpencil sendiran selama belasan tahun tak lepas dari perhatian Pemda Cilacap. Paudin diangkat menjadi Pegawai Tidak Tetap (PTT) Kabupaten Cilacap. “Transportasinya Rp3 juta, tapi itu tiga bulan. Jadi per bulan Rp1 juta,” katanya.

Dia mengakui, jumlah honor itu memang terlampau minim untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Karenanya, ia tak meninggalkan tambak dan tetap mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

566