Home Kesehatan Protein Hewani dengan Asam Amino yang Cukup Cegah Stunting

Protein Hewani dengan Asam Amino yang Cukup Cegah Stunting

Jakarta, Gatra.com - Gizi buruk atau stunting merupakan masalah yang sangat penting dalam konteks ketahanan bangsa. Hal ini biasanya disebabkan asupan nutrisi yang tidak kuat pada masa kritis perkembangan otak yakni para 1000 Hari Pertama Kehidupan.

Guru Besar di Bidang Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, SpA(K) mengatakan, angka gizi buruk di Indonesia tinggi karena kurangnya asupan makanan yang mengandung protein hewani.

"Kita analisisnya itu pakai nutrigenomik. Ternyata dari semua makanan yang berpengaruh terhadap tinggi badan itu adalah protein hewani. Jadi diteliti kan protein hewani itu yang seperti apa. Ya protein hewani yang asam amino esensialnya lengkap," katanya usai pengukuhan guru besar di Aula IMERI FKUI, Jakarta Pusat, Rabu (18/12).

Asam amino yang lengkap, selanjutnya, harus memiliki jumlah yang cukup dan mudah diserap oleh tubuh. Protein hewani yang paling tinggi itu adalah susu, telur, ikan dan unggas.

"Daging tidak termasuk lho ya karena meskipun asam aminonya lengkap, tetapi ada bagian yang tidak cukup. Makanya, protein nabati seperti tahu dan tempe itu tidak masuk karena asam aminonya tidak lengkap. Tempe dan tahu itu asam amino metionin jadi rendah," terang Prof. Damayanti.

Apabila asam aminonya tidak lengkap, justru akan menurunkan hormon pertumbuhan. Satu saja asam amino esensialnya tidak memenuhi dapat menurunkan hormon pertumbuhan sebanyak 34%. Sedangkan kalau semuanya kurang bisa menurunkan hingga 50%.

"Kalau kita kasih makan asam amino esensial lain lengkap kecuali fenilalanina, anaknya tumbuh, bagus, hanya saja dia tetap pendek dibandingkan orang normal. Kesimpulannya, berikanlah makanan pada MPASI pertama itu protein hewani yang mengandung telur, ikan, ayam, kalau susunya kan dari ASI," ujarnya.

"Namun, jika anak sudah lahir dengan keadaan stunting masih bisa diintervensi dalam 30 bulan. Sebelum 30 bulan bisa kita kejar dengan makanannya harus benar ya. Kalau untuk pertumbuhan otaknya harus dikejar bawah 24 bulan," pungkas Prof. Damayanti.

629