Home Ekonomi Jaga Ketahanan Pangan Melalui Beternak dan Bertani

Jaga Ketahanan Pangan Melalui Beternak dan Bertani

Siak, Gatra.com - Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit PT Kimia Tirta Utama (KTU) memfasilitasi masyarakat di sekitar operasionalnya untuk beternak itik bertelur dan belut serta bercocok tanaman palawija dalam rangka mendorong ketahanan pangan menghadapi pandemi Covid-19. 
 
"Kedua program tadi sudah mulai berjalan. Mulai dari peralatan hingga bibit kita siapkan," kata Administrateur PT KTU, Achmad Zulkarnain kepada Gatra.com di Siak, Minggu (28/6).
 
Bebek petelur untuk tahap pertama dibantu sebanyak 200 ekor dibagi menjadi 20 ekor per orang/kepala keluarga. Kemudian untuk belut 100 ekor untuk 10 KK yang semuanya diberikan pelatihan dari peternak yang telah berhasil dari Kecamatan Dayun.
 
Program ini diberikan kepada masyarakat empat kampung/desa dimana tiga diantaranya di sekitar perusahaan. Tiga kampung itu Kampung Pangkalan Pisang, Kuala Gasib, dan Buatan sedangkan satu lagi Kampung Sengkemang yang merupakan proyek percontohan Program Jaga Kampung Polda Riau.
 
Selain bibit pihaknya juga memberikan alat sistem penetasan bebek petelur dan belajar langsung ke lokasi peternak yang berhasil. Selain itu juga diberikan pelatihan digital marketing untuk pemasaran secara daring.
 
"Harapannya ini bisa terus berkembang dengan usaha dan kemauan untuk maju. Kita datangkan praktisi dan ditindak lanjuti dengan teknis budidaya agar bisa bertahan di era normal baru sehingga kesejahteraan masyarakat tetap terjaga," kata Zulkarnain.
 
Salah kelompok tani yang mendapat bantuan itu Kelompok Tani Subur Jaya di Kampung Pangkalan Pisang, Kecamatan Koto Gasib. Pada budidaya pertanian ini, lahan sekitar empat hektare milik kelompok itu ditanam jagung, semangka, cabai, dan ubi roti.
 
Ketua Kelompok Tani Yowas Budiman Putro mengaku pihaknya mulai dibantu perusahaan tadi sejak 2019. Kelompoknya beranggotakan 10 orang dengan memanfaatkan lahan kosong hingga sekarang punya potensi ekonomi dan menguntungkan.
 
"Saya ajukan permohonannya untuk kelompok tani tahun 2019 untuk tanam hortikultura. Awalnya fokus ke jagung, lalu ke tanaman lainnya hingga berhasil, ruginya pertama saja. Program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat tempatan," ungkap Yowas, Sarjana Hukum yang berbalik arah menjadi petani.
241