Home Ekonomi Agung Hendriadi : Konsumsi Pangan Lokal Kita Sehat

Agung Hendriadi : Konsumsi Pangan Lokal Kita Sehat

Di era new normal, ketahanan pangan nasional tetap harus dijaga, tak boleh kendur.

 

 

GATRAreview.com-Untuk mengetahui stretegi apa saja yang disiapkan pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan di era New Normal, wartawan Gatra review Ryan Puspa Bangsa mewawancarai Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Hendriadi di ruang kerjanya pada Rabu, 10 Juni lalu. Berikut petikannya:

 

 

 

 

Apa yang dipersiapkan BKP dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan di era new normal?

 

 

 

Kalau kita bicara new normal pasti ada kaitannya dengan dampak pandemi Covid-19. Dampak itu pasti ada pengaruhnya terhadap pertanian. Pertama, tentu yang namanya penurunan produksi pasti. karena tentu yang mau di rumah saja bukan hanya kita, petani juga mau kan. Kemudian tentu ada pengaruhnya terhadap distribusi, ini karena logistik ini aturannya adalah tidak boleh terganggum, tapi tentu pasti terganggu. Karena yang menggerakkan barang ini siapa? Kan sopir, mereka juga ingin istirahat, apalagi dengan pembatasan bisa masuk daerah tapi enggak bisa keluar, atau keluar daerah harus izin. Itu tentu akan berpengaruh. Dua hal ini tentu akan memengaruhi sistem pangan kita.

 

 

Kementan telah melakukan beberapa antisipasi. salah satunya memperhatikan sekali bagaimana supaya produksi ini tetap berjalan. Artinya ada beberapa stimulus yang diberikan kepada petani kita. Yang paling sederhana saja, kita menjaga harga di tingkat petani. kalau petani merugi, siapa lagi yang mau menanam. Kita harus tahu bahwa dampak pandemi Covid-19 ini, yang gak boleh bermasalah adalah makanan. Orang bisa fit, bisa sehat, tidak terpapar, salah satunya adalah makan makanan yang bergizi dan seimbang, makan buah cukup, makan sayur cukup, makan protein cukup. Tentunya ini menuntut kita mampu menyediakan itu semua dengan baik.

 

 

 

 

Bagaimana soal distribusi pangan di era new normal?

 

 

Tentu pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian, juga tidak bisa mengatakan bahwa Kementan tugasnya hanya produksi, enggak mungkin. Tentu kita harus bermain juga di supply dan demand. Bagaimana produksi ini bisa menjadi supply, artinya ada suatu distribusi yang harus kita juga ikut campur di sana bersama dengan kementerian yang lain.

 

 

 

Bagaimana strategi untuk antisipasi ancaman krisis pangan?

 

 

Masuk ke era new normal ini adalah sebuah warning. peringatan adanya krisis pangan global, kemudian ada warning kemungkinan adanya kekeringan dan sebagainya. Jadi tentu akan berpengaruh terhadap kita. paling tidak beberapa negara eksportir juga melakukan pembatasan-pembatasan. Mereka juga ingin memiliki cadangan di negaranya masing-masing. Karena itu, kita harus antisipasi itu.

 

 

Caranya bagaimana, kita mendorong masyarakat mengkonsumsi pangan lokal. Makanya pangan lokal itu menjadi penting, kita harus kampanyekan. Ternyata makan singkong itu bagus untuk kesehatan. Orang kan menganggap makan singkong inferior ya, tapi sebetulnya di situlah kunci-kunci utamanya.

 

 

 

 

Pandemi menambah jumlah pengangguran. Apa solusi di sektor pertanian?

 

 

Kita punya yang namanya pertanian pekarangan. dalam masa pandemi ini, mungkin kalau vaksinnya ditemukan, virusnya akan hilang, tapi jumlah yang menganggur kan banyak. orang yang menganggur itu kemana sih larinya? kan paling mudah bercocok tanam di sekitar rumahnya. Oleh karena itu kita punya program pertanian pekarangan. mereka bisa memanfaatkan pekarangannya untuk menanam pangan yang setiap hari dia konsumsi, sayuran kangkung, bayam, pakcoi, tomat, dan sebagainya itu bisa dilakukan. Itu yang kita kenal sebagai pertanian pekarangan.

 

 

 

 

Soal perlunya budaya memiliki lumbung pangan dan mengonsumsi pangan lokal di era new normal ini, Anda setuju?

 

 

Ini juga penting, bagaimana sekarang kita menghidupkan kembali adanya lumbung pangan masyarakat. karena kita sampai dengan akhir Juni ini, kita punya surplus 7 juta ton. Kemudian kita akan memasuki masa kemarau panjang ini di semester kedua, otomatis pasti produksi terganggu di sana. Karena itu, surplus tadi itu, bagaimana masyarakat desa ini punya lumbung pangan desa. Dulu kita pernah punya itu, sekarang kita mau hidupkan lagi. Jadi mereka mencoba menghidupkan itu, hitungan saya sih satu desa itu cukup 30 ton beras.

 

 

Di situlah masyarakat nantinya pangannya dipenuhi sendiri dengan mengonsumsi pangan lokal, dia punya cadangan pangan dan sebagainya. Itulah yang namanya kita memasuki new normal tadi. Bagi pertanian sebetulnya new normal bukan era yang baru, tapi mengembalikan yang dulu pernah ada semuanya. Mencoba konsumsi pangan lokal. Kita konsumsi pangan lokal kita sehat kok, semua buah lokal kita sehat. Enggak perlu pakai buah-buahan impor, sayuran impor.

771