Home Gaya Hidup Aik Bukak, Wisata Pemandian Bekas Markas Belanda di Lombok

Aik Bukak, Wisata Pemandian Bekas Markas Belanda di Lombok

Lombok Tengah, Gatra.com- Taman wisata Aik Bukak di Kecamatan Batukeliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah, masih menjadi pavorit kunjungan wisatan asing dan domestik. Wisata pertirtaan itu dilengkapi dengan kolam renang untuk orang dewasa maupun anak-anak itu terbilang taman wisata tertua di Lombok Tengah.

Maka, minat wisatawan untuk berkunjung ke kawasan wisata yang dikenal dengan udaranya yang sejuk, alami, asri dan airnya yang dingin ini memikat masyarakat untuk datang berkunjung. Selain itu, panorama alam yang indah kawasan wisata di lereng Gunung Rinjani ini akan memanjakan mata para piknikwan.

Air terjun Benang Stokel dan Benang Kelambu melengkapi suguhan alam persawahan yang hijau dengan aktivitas para petani bercocok tanam. Pancuran air dan mengalirkan tirta bening di selokan sekeliling Taman Wisata membuat wisatawan merasa rugi jika tidak menikmati air sembari mandi atau berbilas di pancuran air yang tersedia.

Misbah salah seorang pengelola Taman Wisata Aik Bukak menuturkan, sebelum terjadinya Corona Taman Wisata seluas 5 hektare ini selalu ramai dikunjungi wisatawan, khususnya wisatawan domestik. Sayangnya setelah Corona datang, pengunjung berkurang,  seiring dengan larangan pemerintah membatasi kunjungan wisata.

“Di wisata Aik Bukak ini penerapan protokol kesehatan (prokes) selalu menjadi hal utama kita tekankan kepada para pengunjung sebelum masuk ke lokasi pemandian. Penerapan 5 M harus tetap diterapkan agar kita tetap bisa beraktivitas dengan aman dan produktif,” ujar Misbah kepada Gatra.com, Minggu (18/4).

Menurut Misbah, Taman Aik Bukak dibangun sejak tahun 1970-an dan selalu menjadi tujuan wisata alternatif bagi masyarakat. Sayangnya karena perhatian pemerintah daerah belum serius dalam hal peremajaan dan penataan taman.

Dikatakan Misbah, Taman Wisata Aik Bukak merupakan Taman bersejarah bikinan Belanda. Dulunya Taman Aik Bukak merupakan markas pasukan Belanda. Sudah dari zaman Belanda dan pada tahun 1977 direnovasi oleh pemerintah daerah.

“Area Aik Buka terbilang luas (5,6 hektare). Area ini terdiri dari sawah dan bendungan, hutan, juga beberapa petak empang. Lahan milik pemerintah ini dikelola oleh masyarakat. Air yang mengisi kolamnya dari mata air langsung. Jadi masih segar,” kata Misbah.

Kehadiran wisata Aik Bukak tentu mendatangkan pendapatan penghasilan bagi para pedagang keliling. Akmalul Hakim, seorang pedagang makanan kecil misalnya mengaku penghasilannya bisa mencapai antara Rp5juta hingga Rp6 juta pada saat hari-hari libur ataupun hari besar sebelum terjadinya badai corona saat ini.

“Namun penghasilan kami menurun sejak adanya corona ini. Kisarannya antara Rp200 ribu hingga Rp300 ribu saja setiap hari libur. Karena itu kami berharap semoga Corona ini cepat berakhir, sehingga pendapatan kami bisa normal kembali,” kata Akmaludin yang sudah puluhan tahun berjualan makanan ini.

2195