Home Ekonomi Kopi Sumut, Modal Ekonomi Bangkit dari Badai Covid

Kopi Sumut, Modal Ekonomi Bangkit dari Badai Covid

Medan, Gatra.com- Beragam biji kopi yang sudah diroasting terpanjang di etalase AEKI Sumatera Utara (Sumut). Kopi tersebut merupakan hasil olahan dari para peracik kopi pilihan yang telah mendedikasikan diri untuk mengembangkan kopi di Sumut serta melayani penikmat kopi.
 
Salah satunya Jonsen,  Ketua Kompartemen Industri Hilir dan Head of Barista Trainer AEKI Sumut. Bagi Jonsen, menyajikan kopi bukan lagi sesuatu yang sulit. Bukan hanya sekedar menyajikan, Jonsen juga sangat memahami karakter dan jenis kopi yang disajikannya. Sehingga lahir beragam cerita yang membedakan masing-masing jenis biji kopi yang terpajang di etalasenya. Penuturan itu tentu tidak muncul begitu saja. Pemahaman dan pendalaman tentang dunia kopi kekuatan yang melahirkan setiap cerita demi cerita tentang kopi itu. 
 
Jonsen bukanlah sekedar penyaji kopi, tetapi bagi sejumlah barista Jonsen adalah guru. Lewat pengajaran Jonsen, banyak lahir barista yang kini menjadi penyaji kopi. Tidak hanya mengajarkan tentang cara menyajikan kopi. Jonsen juga menjelaskan perbedaan sejumlah kopi. Sehingga orang-orang yang belajar padanya mampu menyajikan kopi sesuai selera yang diminta oleh penikmatnya. 
 
Bagi Jonsen, kopi bukan sekedar komoditi yang diperdagangkan. Tetapi dibalik nilai ekonomi kopi, ada beragam kekayaan hayati yang dihasilkan oleh kopi. Sebab masing-masing daerah penghasil kopi akan memberikan rasa dan aroma yang berbeda. Hal itu juga yang dinilai Jonsen ada pada kopi Sumut. 
 
Bagi Jonsen, Sumut merupakan salah satu daerah penghasil kopi di Indonesia dengan beragam keunikan dan keistimewaan. Provinsi yang memiliki danau vulkanik terbesar di dunia itu dinilai merupakan hamparan tempat hidupnya beragam varian kopi. Keberagaman merupakan keistimewaan serta kekuatan dalam memproduksi dan mengembangkan dunia kopi. 
 
Khususnya untuk saat ini, pemerintah gencar melakukan pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebagai pendorong untuk pemulihan perekonomian masyarakat agar bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat pandemi covid 19. Rasa, aroma dan body yang berbeda-beda adalah kekayaan dari keberagaman kopi Sumut. 
 
Sebab keseluruhannya lahir dari kondisi geografis wilayah dan topografi lokasi penanamannya. "Kopi di Sumut beragam, khususnya untuk jenis arabika. Keberagaman ini kekayaan yang harus kita kembangkan. Karena itu modal yang dapat dijadikan untuk membangkitkan kembali UMKM di Sumut. Bukan hanya dari segi varian, tetapi juga dari segi pengolahan," katanya. 
 
Jonsen menjelaskan bahwa umunya keunikan kopi Sumut itu ada pada jenis arabika. Kopi ini memiliki variasi beragam serta keistimewaan yang tidak ada duanya di dunia. Contohnya saja kopi arabika lintong, kopi dari salah satu desa kecil di Humbang Hasundutan (Humbahas) tersebut merupakan salah satu kopi yang sudah menjejaki pasar internasional. Aroma dan rasa memiliki penilaian khusus bagi penikmat kopi.
 
Keistimewaan kopi ini ada pada pengembangannya di daerah lintong yang merupakan salah satu kawasan dan hamparan di atas danau toba dengan ketinggian melebihi 1000 meter di atas permukaan laut. Selain itu lokasi penanaman yang juga merupakan tanah bekas letusan gunung toba puluhan ribu tahun silam mempengaruhi kualitas kopi Sumut saat ini.
 
"Ini merupakan salah satu nilai tambah untuk menjual kopi. Namun belum begitu banyak yang memahami tentang kekayaan ini. Karena itu kita mengharapkan banyak pihak yang terlibat mengedukasi petani tentang kekayaan yang dimiliki kopi lintong," ujarnya. 
 
Selain kekayaan dari segi pengembangan habitat kopi, Jonsen juga mengatakan bahwa Sumut memiliki proses yang saat ini digunakan banyak petani di Indonesia. Pengolahan kopi dengan sebutan giling basah, atau Semi wash menurut Jonsen lahir dari kebiasaan masyarakat Sumut yang ada di kawasan Tapanuli.
 
Proses ini sangat diminati banyak pengolah kopi, karena memberikan body yang jelas. Proses pengolahan kopi ini dapat memberikan nilai tambah untuk memasarkan kopi. Terlebih saat ini, menonjolkan keistimewaan kopi bukan hanya dari kuantitas, melainkan kualitas dan cerita dibalik proses pengolahan kopi.
 
Jonsen berharap, kekayaan kopi Sumut itu terus dikembangkan. Khususnya saat ini, ditengah pandemi covid 19. pengelola bisnis kopi di Sumut harus dibekali dan diedukasi tentang kekayaan kopi Sumut. Karena akan menjadi nilai tambah untuk setiap kopi yang dipasarkan. 
 
Potensi kopi di Sumut yang sangat besar harus dimanfaatkan untuk kebangkitan UMKM di tengah pandemi Covid-19. Sebelumnya,  Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumut, Suherman dalam salah satu pelatihan barista dan roasting kopi bagi pelaku UKM yang menggandeng AEKI sebagai penyaji pelatihan mengatakan bahwa saat ini pemerintah pemaksimalan kekayaan daerah untuk kebangkitan UMKM. 
 
Salah satunya lewat produk kopi dan pengembangan usah yang berkaitan dengan dunia kopi. Pemerintah juga telah melakukan upaya untuk mengedukasi pelaku usaha kopi agar mengembangkan produk lokal yang ternyata memiliki nilai jual yang sangat besar. 
 
Selain untuk melestarikan kekayaan daerah, edukasi tersebut juga bagian dari upaya pemerintah mendorong pelaku UMKM beradaptasi terhadap perubahan karakteristik konsumen akibat pandemi Covid-19. Karena pandemi Covid-19 juga telah memberikan perubahan perilaku konsumen yang sangat besar.
 
"Kita melihat kekayaan kopi Sumut dapat dijadikan modal untuk mendorong kebangkitan UMKM. Terlebih untuk menghadapi perubahan perilaku konsumen akibat pandemi Covid-19. Saat ini kopi sudah tradisi yang membudaya bagi masyarakat kita. Hal ini terlihat dengan maraknya gerai kopi di berbagai daerah yang menyajikan keistimewaan kopi masing-masing. Untuk itu, harus disiapkan barista yang mampu memanjakan pelanggan dan memberikan informasi tentang kekayaan kopi kita," ujarnya.
291