Home Pendidikan Heboh! Soal PPKN SMP Berisi Berita Ricuh Desa Wadas

Heboh! Soal PPKN SMP Berisi Berita Ricuh Desa Wadas

Purworejo, Gatra.com - Soal Test Uji Coba (TUC) mata pelajaran (mapel) PPKN kelas 9 SMP di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah menundang reaksi keras dari Gempa Dewa. Pasalnya, dalam soal tersebut menyinggung peristiwa ricuh antara polisi dan warga yang menentang pengukuran lahan terdampak quarry Bendungan Bener awal Februari 2022 lalu. 
 
Tangkapan layar soal tersebut kemudian diunggah oleh akun Twitter Wadas Melawan, Rabu (23/3/2022) dan menjadi ramai di jagat maya. Anggota gerakan masyarakat pecinta alam Desa Wadas (Gempa Dewa) pun sudah datang klarifikaksi ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo hari ini.
 
"Soal tersebut adalah soal TUC kelas 9 semua SMP di Kabupaten Purworejo yang dilaksanakan kemarin (Rabu, 23/3). Soal-soal untuk TUC adalah kewenangan masing-masing sekolah yang dikoordinir oleh Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP," jelas Koordinator Pembinaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Widhi Dewanto saat ditemui di kantornya, Kamis (24/3/2022).
 
Semua soal, lanjutnya, termasuk soal yang diprotes Gempa Dewa dibuat oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) masing-masing Mapel. Setelah disusun kemudian editing dilakukan oleh koordinator MGMP.
Tangkapan layar soal nomor 45 Mapel PPKN Test Uji Coba SMP di Kabupaten Purworejo. (Foto: GATRA/Ist).

 

"Mengenai soal nomor 45 mapel PPKN itu, sudah ada pertemuan dengan Gempa Dewa tadi. Kami sudah klarifikasi dan minta maaf. Tidak mengira akan jadi heboh seperti ini. Karena tujuan kami memang pendidikan tidak ada motif apa pun. Kami sudah sepakat soal tersebut ditarik dan tidak akan dinilai," jelas Widhi.
 
Ketua MKKS SMP Kabupaten Purworejo, Dr Nikmatur Rohmah menjelaskan bahwa, kurikulum pendidikan saat ini adalah harus meningkatkan mutu pendidikan dengan literasi dan numerasi. "Soal TUC nomer 45 sebetulnya tidak masalah karena sesuai dengan kurikulum. Soal tadi sebenarnya sudah sesuai. Dalam membuat soal kita diberi kebebasan mengangkat isu-isu yang hangat dalam bentuk soal cerita," kata Nikma.
 
Para siswa diharapkan mampu menganalisis peristiwa melalui soal cerita, ini tentunya meningkatkan literasi. "Kami betul-betul hanya murni memberikan ilmu, bagaimana mereka bisa menganalisis, kami tidak melihat persoalan politik. Tapi Alhamdulillah,  hari ini sudah selesai," katanya.
1146