Home Pendidikan Bahasa Melayu Punya Pengaruh Dalam Perdagangan Rempah Dunia

Bahasa Melayu Punya Pengaruh Dalam Perdagangan Rempah Dunia

Jakarta, Gatra.com - Bahasa Melayu punya pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan, peradaban dunia, serta perdagangan global. Salah satu jejak perkembangannya, ada di wilayah Jambi.

Melalui Sungai Batanghari dan anak-anak sungainya, komoditas lokal seperti gaharu, damar, gading, serta emas menjadi barang niaga andalan pada waktu itu. Komoditas tersebut selanjutnya ditukar dengan barang-barang dari luar, seperti Tiongkok, Thailand, Kamboja, Myanmar, Arab atau Persia, India, dan lain-lain berupa keramik, barang-barang logam, peralatan dari kaca, pakaian, sutera, dan sebagainya.

Baca juga: Kemendikbudristek Tepis Isu Sengaja Kebut Pengesahan RUU SIsdiknas

Berkaca dari perkembangan tersebut, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Kemendikbudristek, Restu Gunawan, mengatakan bahwa Melayu diangkat akan diangkat swbagai tema utama Seminar Internasional Melayu dalam Jaringan Perdagangan Rempah Dunia.

"Dengan seminar ini, dapat digali, dipetakan dan didefinisikan kembali Melayu dalam ruang lingkup yang sesungguhnya sebagai sebuah dunia Melayu dengan keberagaman etnis, budaya, dan geografis," jelas Restu dalam keterangannya, Sabtu (17/9).

Kemudian, untuk kepentingan peradaban Melayu masa depan, nantinya diperlukan juga strategi nyata untuk pemberdayaan potensi material dan kultural negara serumpun Melayu dalam menghadapi tantangan abad ke depan.

Untuk itu, Restu menyebut pada Senin, 19 September 2022 di Gedung Rektorat Universitas Jambi, pihaknya akan mengangkat seminar internasional dengan tema Jalur Rempah dan apa signifikansinya bagi Indonesia bila Jalur Rempah mendapatkan pengakuan sebagai warisan dunia. Jalur Rempah merupakan warisan bersama, bukan hanya milik Indonesia, tetapi juga milik dunia.

Baca Juga: Meriahnya Merti Desa Loano, Desa Cantik Tetangga Borobudur

"Jalur Rempah dapat dijadikan kekuatan ekonomi berbasis pengetahuan lokal dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dari masa lalu untuk menggali kembali potensi yang dimiliki Indonesia," bebernya.

354