Home Ekonomi Suku Bunga The Fed Naik 50 BPS, Rupiah Ambrol ke Level Rp15.619 per Dolar AS

Suku Bunga The Fed Naik 50 BPS, Rupiah Ambrol ke Level Rp15.619 per Dolar AS

Jakarta, Gatra.com - Rupiah merosot setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) kembali mengumumkan kenaikan suku bunga acuan 50 basis poin (bps). Hal itu memicu nilai tukar rupiah kembali melemah 26 poin pada perdagangan ke level Rp15.619 per Dolar AS, Kamis sore ini (15/12).

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan para pengambil kebijakan moneter di AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya lebih tinggi, dan lebih lama dari yang diharapkan sebelumnya. Meskipun tekad tersebut membawa resiko resesi, hal itu tetap dipertimbangkan untuk menjinakkan inflasi.

"Ketua Fed, Jerome Powell mengatakan suku bunga akan mencapai puncaknya di atas 5%," kata Ibrahim dalam keterangannya, Kamis (15/12).

Baca Juga: Pengamat Nilai Kenaikan Suku Bunga Acuan Membingungkan di Tengah Landainya Inflasi

Selain itu, Bank of England dan Bank Sentral Eropa (ECB) dikabarkan juga akan memberikan kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin.

Di dalam negeri, merosotnya nilai tukar rupiah dibarengi saat pengumuman surplus neraca perdagangan pada November 2022 sebesar US$5,16 miliar. Surplus neraca perdagangan ini turun dari US$ 5,67 miliar pada Oktober 2022. Dengan demikian RI mencatatkan neraca perdagangan surplus selama 31 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Ibrahim menyebut bahwa lembaga pemeringkat internasional Fitch Rating kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB (investment grade) dengan outlook stabil. Penilaian itu berdasarkan pertimbangan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah yang baik serta rasio utang Pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang rendah.

"Ini menunjukkan keyakinan kuat pemangku kepentingan internasional terhadap stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia yang tetap terjaga," tuturnya.

Baca Juga: BI Naikkan Suku Bunga untuk Hadapi Situasi Ekonomi Global

Kendati, Fitch juga memberikan beberapa catatan kepada RI yaitu penerimaan pemerintah yang masih rendah serta beberapa indikator struktural, seperti indikator tata kelola yang relatif lebih rendah dibandingkan negara-negara lain pada peringkat yang sama.

Ibrahim memperkirakan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah kemungkinan akan dibuka berfluktuatif namun tetap ditutup melemah direntang Rp15.600 - Rp15.650 per Dolar AS.

151