Home Gaya Hidup Lawatari Indonesian Dance Festival Melawat ke Padang Panjang

Lawatari Indonesian Dance Festival Melawat ke Padang Panjang

Padang Panjang, Gatra.com - Indonesian Dance Festival (IDF) mengadakan program “Lawatari” dalam rangkaian road to IDF 2024. Program Lawatari merupakan program baru IDF yang dilangsungkan pertama kali September lalu di Makassar dan kali ini, 6-7 Desember 2024, diadakan di Padang Panjang, Sumatera Barat.

Nama Lawatari dibentuk dari gabungan dua kata yaitu “Lawat” dan “Tari”. Program ini digagas untuk menghubungkan IDF dengan penggiat seni pertunjukan di kota yang dituju melalui pementasan karya. Dalam setiap lawatannya IDF bekerja sama dan berkolaborasidengan penggiat seni pertunjukan lokal.

“Pada saat di Makassar kita berkolaborasi dengan Makassar Biennale. Kali ini kita berkolaborasi dengan Ruang Tumbuh Institute dan ISI Padang Panjang,” ucap kurator IDF Linda Mayasari di ISI Padang Panjang, Rabu (6/12).

Pertunjukan tari Tanangan di Lawatari ISI Padang Panjang (Gatra/Eva Agriana Ali)

Kegiatan Lawatari yang diselenggarakan di ISI Padang Panjang diisi oleh beberapa acara. Di antaranya adalah Gelar Arsip Vasana Tari Melipat Jarak Merajut Keterhubungan yang berlangsung sepanjang lawatan di tanggal 6-7 Desember 2024.

Khusus di tanggal 6 Desember ada Masterclass oleh Hari Ghulur, Bincang Tari: Merajut Ragam Tata Kelola Produksi dengan pembicara Ery Mefri, Hartati, Ratri Anindyajati, dan Roza Muliati. Lalu, Pertunjukan Tanangan oleh Kurniadi Ilham yang dilanjutkan Bincang Karya dengan pembicara Kurniadi Ilham, dimoderatori Linda Mayasari dan penanggap Dr. Susasrita Loraviantiz.

Pada Kamis, 7 Desember 2024, ada Pameran Arsip, Masterclass oleh Kurniadi Ilham, Lokakarya Seni Tata Kelola dengan tema Merakit Ruang untuk Tumbuh bersama Linda Mayasari dan Renata Rosari. Pukul 20.00 WIB terdapat sajian Pertunjukan SILO oleh Hari Ghulur dilanjutkan Bincang Karya dengan pembicara Hari Ghulur yang dimoderatori Oscar Ridho dan penanggap Ali Sukri.

Baca Juga: Masterclass Hari Ghulur di ISI Padang Panjang: Menemukan Kebebasan Tubuh yang Unik dan Organik

Salah satu pendiri IDF, Nungki Kusumastuti, mengatakan bahwa IDF pertama kali diadakan pada 1992 oleh beberapa figur tari kontemporer yang terafiliasi dengan Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Festival ini digagas sebagai laboratorium talenta dan karya dalam ekosistem tari kontemporer di Indonesia.

Sejak awal didirikan dulu, ada banyak perubahan yang terjadi dalam ekosistem seni tari di Indonesia. Kegiatan Lawatari ini digagas agar IDF bisa belajar banyak hal. Termasuk belajar dari institusi seni di luar Jakarta. “Kami sadar betul dengan segala perubahan. Tapi perubahan itu harus disikapi dengan sangat bijak,” kata Nungki Kusumastuti.

Rektor ISI Padang Panjang Dr. Febri Yuliko, menyambut baik terselenggaranya program IDF dengan kegiatan Lawatari di ISI Padang panjang. Dia berharap pemerintah bisa lebih memberikan perhatian maupun dukungan kepada komunitas seni sehingga dunia pendidikan akan lebih terpacu lagi untuk mengembangkan seni dan budaya bangsa,

“Saya pikir IDF telah memberi warna. ISI sangat mendukung kegiatan ini dan berharap kegiatan ini terlaksana secara berkelanjutan,” katanya.

Adapun Direktur IDF, Ratri Anindyajati, melalui sambungan virtual dari Wina, Austria, mengatakan pihaknya berterima kasih atas dukungan komunitas seni di Padang Panjang dan ISI Padang Panjang. Dukungan ini membantu terselenggaranya program Lawatari IDF yang nanti di bulan Januari akan dilanjutkan ke Yogyakarta.

118