Home Pemilu 2024 Mengenal Retorika, Cara Komunikasi Capres-Cawapres saat Berdebat

Mengenal Retorika, Cara Komunikasi Capres-Cawapres saat Berdebat

Jakarta, Gatra.com – Debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Pemilu 2024 menyedot banyak perhatian para calon pemilih. Hingga saat ini, dua rangkaian debat telah usai dilakukan, yakni debat capres pada 12 Desember 2023 lalu dan debat cawapres pada 22 Desember 2023.

Dalam beradu argumen dengan lawan debat, para capres maupun cawapres berusaha menyampaikan pesan politiknya supaya bisa diterima dan dicoblos masyarakat. Cara berkomunikasi demikian diketahui disebut juga sebagai retorika. Retorika juga ramai jadi perbincangan warganet.

Menurut pengamat komunikasi politik Universitas Brawijaya, Anang Sujoko, retorika adalah cara seseorang untuk meyakinkan orang lain bahwa pendapatnya mudah dipahami dan diterima khalayak.

“Ketika [pembicara] mengemas pesannya itu adalah logic, maka kemudian [pendengar] mengiyakan. Tujuannya arahnya sebetulnya ke sana meskipun tidak semua retorika itu diarahkan efektivitas pada respons, tetapi lebih berbicara pada apa yang disampaikan itu masuk akal,” kata Anang kepada Gatra.com pada Rabu (27/12/2023).

Namun, dalam riuh debat pilpres belakangan ini, istilah retorika lebih sering dipandang buruk. Kerap muncul ungkapan bahwa ketika capres atau cawapres tertentu beretorika, maka ia hanya bisa bicara tanpa bisa bekerja dengan baik.

Anang menganggap bahwa istilah retorika telah mengalami peyorasi atau perendahan atau penghinaan makna. Meski begitu, ia tidak menampik bahwa memang peyorasi itu berasal dari munculnya fenomena orang banyak bicara minim kerja. Bagi Anang, kondisi tersebut tidak mencerminkan ilmu retorika yang sebenarnya.

“Retorika yang sebenarnya itu dibangun oleh seseorang yang memiliki kredibilitas, integritas, pesan yang dimaksudkan itu masuk akal dan rasional, kemudian dipahamkan kepada khalayak, kemudian khalayak itu memahami atas proses itu,” kata Anang.

Namun, Anang mengingatkan bahwa agar retorika berhasil dan mengena di benak khalayak, maka si pembicara harus memiliki setidaknya dua syarat. Dua syarat yang dimaksud adalah kredibilitas dan integritas.

“Itu karena di posisi bahwa orang memahami pesan itu bukan dari pesannya, tetapi kemudian juga mengkritisi siapa yang menyampaikan,” kata Anang.

Debat pilpres baru berlangsung dua kali. Masih ada tiga rangkaian debat yang harus dilalui. Dengan demikian, para capres-cawapres masih harus beradu retorika lagi dalam beberapa waktu ke depan sebelum hari pencoblosan pada 14 Februari 2024.

Agenda debat terdekat adalah debat ketiga atau debat capres pada Minggu 7 Januari 2024. Dalam agenda kali ini, capres Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo akan saling beradu retorika lagi. Kali ini tema yang dibahas adalah pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik.

233