Home Ekonomi Standard Chartered-Benih Baik Dorong Wirausaha Perempuan Berbasis Teknologi

Standard Chartered-Benih Baik Dorong Wirausaha Perempuan Berbasis Teknologi

Jakarta, Gatra.com – Standard Chartered Bank Indonesia berkolaborasi dengan BenihBaik.com mengumumkan peluncuran program Women in Entrepreneurship (WiE) di Gedung WTC 3, Jakarta, pada Rabu, 6 Maret 2024. Peluncuran WiE tersebut bertepatan dengan peringatan Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day (IWD) 2024,

Tema tahun ini adalah "Invest in Women: Accelerate Progress". Tema ini menekankan pentingnya pemberdayaan ekonomi perempuan dalam mempercepat pencapaian kesetaraan gender. Standard Chartered melalui WiE akan menjadi bagian dari gerakan global untuk mewujudkan kesetaraan gender melalui pemberdayaan ekonomi perempuan.

Proyek kewirausahaan kaum perempuan ini juga program unggulan dari Futuremakers by Standard Chartered. Program ini dirancang untuk menghasilkan dampak besar bagi generasi untuk belajar, memeroleh penghasilan, dan berkembang. Tahun ini, Standard Chartered Bank Indonesia bermitra dengan BenihBaik.com untuk menciptakan perekonomian masyarakat, pemberdayaan perempuan, dan kesejahteraan.

Program WiE memberdayakan perempuan dalam dunia kewirausahaan dengan fokus pada peningkatan kapasitas pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, perempuan mengelola 64,5 persen dari total UMKM di Indonesia atau sekitar 37 juta UMKM dengan proyeksi di tahun 2025 memiliki total nilai sebesar US$135 miliar.

Hal ini merupakan cerminan pentingnya peran women entrepreneur terhadap pembangunan ekonomi nasional. Meski demikian, Standard Chartered memahami akses terhadap sumber daya dan peluang sering kali menjadi tantangan bagi mereka dalam mengembangkan bisnis. Melalui WiE, Standard Chartered berkomitmen memberikan dukungan agar perempuan dapat berhasil dan berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian lokal maupun nasional.

Ilustrasi Program Pemberdayaan Perempuan (GATRA/ Andhika Dinata)

Program WiE menyediakan sejumlah fasilitas, termasuk pelatihan, mentoring, dan akses ke sumber daya yang diperlukan bagi perempuan yang ingin memulai atau mengembangkan bisnisnya. Melalui program ini, Standard Chartered berharap dapat meningkatkan jumlah dan kualitas perempuan yang terlibat dalam dunia kewirausahaan, menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan beragam dalam sektor UMKM.

Upaya tersebut terlihat dengan keberadaan 3.000 UMKM di Indonesia yang digagas sebagai hasil kolaborasi antara Standard Chartered Bank Indonesia dengan BenihBaik.com. Benih Baik sendiri sudah menyatakan komitmen untuk menjadi jembatan kebaikan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, baik sebagai platform pengumpulan donasi maupun bekerja sama dengan sejumlah mitra dan korporasi untuk merancang dan mengimplementasikan berbagai program.

Dalam sambutannya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengatakan, peran perempuan dalam pembangunan ekonomi negara sangat signifikan. Terlebih, pemerintah menargetkan pembangunan sumber daya manusia berkualitas melalui program pemberdayaan berlandaskan kesetaraan untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.

“Perempuan banyak bergerak di sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang tidak hanya menjadi agen pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memainkan peran penting dalam pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan komunitas lokal,” kata Menteri Bintang Puspayoga.

Ia menyebut, akses permodalan dan akses teknologi akan sangat membantu perempuan mengeskalasi bisnisnya serta memperkuat jaringan bisnis berskala global. Karena itu, pemerintah mendorong terciptanya akses bagi perempuan untuk berkarya dan berdaya. “Dengan memberikan akses yang lebih baik kepada perempuan untuk terlibat dalam UMKM, kita tidak hanya meningkatkan inklusi ekonomi, tetapi juga menciptakan lingkungan bisnis yang lebih beragam dan berkelanjutan,” kata Bintang Puspayoga.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Makro Kementerian Koperasi dan UKM RI, Rully Nuryanto menyatakan, program Women in Entrepreneurship Standard Chartered diharapkan dapat menciptakan impact bagi perkembangan dan keberlanjutan usaha UMKM perempuan, serta memperluas akses pasar, agregator, dan akses pembiayaan untuk memenuhi skala ekonomi dan pasar nasional.

“Hal ini tentu sejalan dengan visi Kementerian Koperasi dan UKM yang menyasar wirausaha muda termasuk dari kalangan perempuan, dalam rangka menciptakan future SMEs (small and medium enterprises) melalui peningkatan kapasitas UMKM berbasis inovasi dan teknologi,” kata Rully.

Pemberdayaan wirausaha perempuan menurutnya merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan ekonomi nasional yang juga sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi dunia pada 2045. “Saat ini, kami mendorong sektor potensial seperti agriculture, health, and wellness, energi bersih dan teknologi, yang mengedepankan Sustainable Development Goals dengan skala ekonomi sesuai target pasar,” ujar Rully.

Head Corporate Affairs and Brand & Marketing Indonesia and ASEAN Standard Chartered, Diana Mudadalam mengatakan, WiE merupakan bagian dari inisiatif program Futuremakers, yang merupakan program komunitas Standard Chartered dalam mendukung pelaku UMKM perempuan dalam meningkatkan kapasitas usahanya.

Proyek WiE ini merupakan kerja sama Standard Chartered Indonesia dengan Yayasan Benih Baik, yang akan diimplementasikan sepanjang 2024, dengan menargetkan 3.000 pelaku UMKM agar dapat lebih memanfaatkan perkembangan teknologi, salah satunya adalah artificial intelligence. “Dalam kurun waktu tersebut, kami juga akan melakukan seleksi 50 peserta terbaik untuk mendapatkan bantuan pendukung bisnis/usahanya,” kata Diana.

Direktur Kepatuhan Standard Chartered Indonesia Dewi Muhfiyanti (GATRA/ Andhika Dinata)

Direktur Kepatuhan Standard Chartered Indonesia Dewi Muhfiyanti menambahkan, program Futuremakers by Standard Chartered diluncurkan di Indonesia pada 2019 untuk memberikan pendampingan dan pelatihan pada masyarakat. Program tersebut sejatinya digalakkan dalam rangka pemulihan ekonomi pasca Covid-19.

Dewi mencontohkan Standard Chartered Indonesia melalui Habitat for Humanity Indonesia menggulirkan bantuan kepada usaha industri rumahan di Desa Babakan Madang, Jawa Barat. Selanjutnya, Standard Chartered Indonesia dan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) menggelar pelatihan UMKM Kriya dan pelatihan digital bagi pemuda di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Selain itu, Standard Chartered berkolaborasi dengan Mitra Bisnis Keluarga untuk mendukung wirausaha perempuan untuk meningkatkan partisipasi di Indonesia. Hingga saat ini, kata Dewi, Standard Chartered lewat program Futuremakers sudah banyak melakukan kegiatan capacity building dan aneka pelatihan bagi sekitar 20 ribu pelaku UMKM.

“Program Women in Entrepreneurship ini menjadi jembatan bagi kesenjangan gender dalam dunia bisnis, hingga membangun jiwa kewirausahaan di kalangan perempuan,” ujarnya.

Sementara itu, Chief of Partnership Yayasan BenihBaik Greeny Dewayanti mengatakan, Benih Baik berkontribusi untuk pelatihan dan pemberdayaan UMKM perempuan agar lebih terampil dalam dunia digital, salah satunya penggunaan AI, dan juga bijak mengelola keuangan. “Sebagai mitra dari Standard Chartered, keduanya mempunyai perhatian yang sama untuk perempuan UMKM agar berperan lebih luas dalam peningkatan kesejahteraan,” tutup Greeny.

821