Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (Dirjen PPI) KLHK, Ruandha Agung Sudardiman menyatakan hingga 31 Agustus 2019, luasan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mencapai 328.724 hektar. Ia mengatakan angka tersebut lebih kecil sekitar 35% dari 2018 yang capai sekitar 510.000 hektar.

"Berdasarkan data pantauan dari Januari hingga Agustus, luasan area karhutla mencapai 328.724 hektar. Dimana dalam kawasan mineral di angka 239.161 hektar dan gambut dengan luasan 89.563 hektar," katanya dalam konferensi pers tentang kebakaran hutan dan lahan di Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (10/9).

Sementara untuk total emisi karbon yang dihasilkan dari karhutla tersebut adalah 109,7 juta ton ekuivalen. Lanjutnya dengan rincian, di kawasan gambut sebanyak 82,7 juta ton ekuivalen dan mineral dalam angka 27 juta ton ekuivalen.

"Dari total luasan kebakaran hutan, emisi karbon yang dihasilkan adalah 109,7 juta ton ekuivalen. Angka tersebut lebih kecil dibandingkan dari 2018 lalu yang sentuh angka 121 juta ton ekuivalen," jelasnya.

Melengkapi pernyataan Dirjen PPI, Plt. Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Raffles Pandjaitan mengatakan lokasi NTT menjadi kawasan terluas karhutla. Ia menyebut, total area yang terbakar di NTT seluas 108.368 hektar karena sebagian besar adalah savana.