Home Politik Golkar NTT Usulkan Hery dan Domi Isi Kekosongan Wabup Ende

Golkar NTT Usulkan Hery dan Domi Isi Kekosongan Wabup Ende

Jakarta, Gatra.com - Partai Golkar NTT mengusulkan dua nama yakni Hery Wadhi dan Domi Mere untuk mengisi kekosongan Wakil Bupati Ende kepada Bupati Ende, Djafar Ahmad. Dua nama yang diusulkan ini, untuk menggantikan Bupati Ende sebelumnya, Marsel Petu yang wafat pada 26 Mei 2019 akibat serangan jantung.

Sebelumnya, sesuai keputusan Mendagri, tertanggal 8 September 2019, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat melantik Wakil Bupati Djafar Ahmad menjadi Bupati Ende menyusul wafatnya  Marsel Petu.

“Kami dari Partai Golkar menyodorkan dua nama ke Bupati Ende untuk mengisi kekosongan Wakil Bupati. Keduanya adalah Hery Wadi, Ketua DPD Partai Golkar Ende dan Domi Mere, mantan Kadis Kesehatan Provinsi NTT. Biarlah Bupati yang bisa memutuskan untuk memilih salah satu,” kata Ketua DPD Partai Golkar NTT, Melki Laka Lena ( 1/11).

Bupati Ende Djafar Ahmad harap Melki Laka Lena agar segera bertemu dengan Partai Koalisi untuk bersama-sama bermusyawarah dan bermufakat dalam menentukan siapa yang pantas dan layak menjadi Wakil Bupati Ende mendampinginya.

“Kami harapkan Bupati Ende untuk partai Koalisi untuk berembuk memutuskan yang terbaik untuk mengisi kursi Wakil Bupati Ende. Tentunya Bupati akan menggambarkan bagaimana kriteria Wakil Bupati yang ditentukan untuk membantunya di pemerintahan ,” jelas Melki Laka Lena.

Setelah Bupati menentukan sikap dan kriteria calon Wakil Bupati lanjut Melki Laka Lena, Partai Koalisi Marsel -Djafar akan berembuk untuk memberikan keputusan pilitik sesuai yang dpilih Bupati.

“Setelah berembuk dan memilih salah satu, tentu kami dari Partai koalis akan memberikan kputusan politik kepada pemerintah untuk ditindaklanjuti proses administrasinya,” jelas Melki Laka Lena.

Seperti diberitakan Gatra.com sebelumnya, Bupati Kabupaten Ende, Marsel Petu, Ahad dini hari, (26/5) meninggal dunia di RS Siloam Kupang karena serangan jantung. Almarhum yang juga Ketua DPD Partai Golkar Ende berada di Kupang dalam tugas evaluasi Pileg dan Pilpes di DPD Gokar Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (25/5).

Dari informasi yang dikumpulkan Gatra.com, Sabtu malam sekitar jam 23.00 WITA, almarhum bersama seorang teman lagi makan di kuliner Solor Kupang. Selesai makan almarhum menuju rumah temannya, Cen Abubakar, petinggi PDI Perjuangan NTT, di kelurahan Bonipoi.

Disana ada sejumlah petingi petinggi PDI Perjuangan antaranya Emi Nomleni, caleg terpilih DPRD NTT dari Dapil TTS pada Pemilu 17 April 2019 lalu.

Di rumah Cen Abubakar ini mereka diskusi politik tentang kandidat Ketua DPRD NTT pemilu 2019 yang untuk periode ini palunya dipegang PDI Perjuangan karena meraih suara terbanyak.

Saat itu, almarhum Bupati Marsel banyak bercerita tentang keinginan dan mimpinya menjadikan Ende sebagai pusat Pancasila dengan berbagai gebrakan yang sedang dibangun, diantaranya festival peringatan Hari Kelahiran Pancasila serta pembangunan monumen Pancasila di puncak Gunung Meja.

“Dalam diskusi itu almarhum minta agar dialokasikan dana untuk membangun monument Pancasila di Ende. Karena Pancasila itu lahir dari buah pikiran proklamator RI, Sukarno saat menjadi tahanan politik di Ende,” kata Chen Abubakar diamini Emi Nomleni.

Ia mengisahkan, detik-detik terakhir sebelum terkena serangan jantung, almarhum Bupati masih tampak sehat. “Saat diskusi itu, almarhum Bupati Marsel duduk disamping ibu Emi Nomleni. Sekitar jam satu (01.00 Wita) lebih, almarhum jatuh di pangkuannya ibu Emi Nomleni yang duduk persis di sebelahnya," cerita Cen Abubakar.

Usai kejadian itu, Cen Abubakar bersama beberapa orang lainnya langsung melarikan Bupati Marsel ke RS Siloam. "Sampai sini (RS Siloam) jam 01.20 WITA. Sekira jam 02.17 WITA, dokter menginformasikan kepada kami, bahwa beliau sudah meninggal,” kata Cen Abubakar.

996