Home Kesehatan Antraks Ancam Gunungkidul, Objek Wisata Tetap Buka

Antraks Ancam Gunungkidul, Objek Wisata Tetap Buka

Gunungkidul, Gatra.com - Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tetap mempersilakan wisatawan luar daerah berkunjung ke objek wisata di Kecamatan Karangmojo. Sejumlah ternak di kecamatan ini diduga terkena bakteri Antraks yang berisiko kematian bagi manusia.

Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul Hary Sukmono mengatakan, hingga kini belum berencana menutup objek-objek wisata di Karangmojo. "Tidak ada rencana. Semoga semua bisa diatasi dan baik-baik saja," kata Hary saat dikonfirmasi, Jumat (24/5).

Dinas Pariwisata mempercayakan penanganan Antraks pada instansi-instansi berwenang. Ia berharap penyebaran spora bakteri bisa dilokalisasi dan tak semakin menyebar. "Semoga dari Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian bisa mengendalikannya," ucapnya.

Antraks baru pertama kali muncul di Gunungkidul, tepatnya di Karangmojo. Kecamatan ini memiliki sejumlah kekayaan alam, terutama goa, yang digarap sebagai tempat wisata. Salah satunya, Goa Pindul, bahkan menjadi objek wisata andalan yang hampir selalu ramai kunjungan .

Bakteri Antraks ditemukan di RT 4, Padukuhan Grogol 4, Desa Bejiharjo, Karangmojo. Lima sapi dan dua kambing mati di daerah itu.

Ternak-ternak itu diuji oleh Balai Besar Veteriner Wates Kulonprogo. Hasilnya, "Baru satu yang positif Antraks," kata Kepala Balai Besar Veteriner Wates, Bagoes Poermadjaja, saat ditemui di kompleks perkantoran Pemda Gunungkidul, Kamis (23/5).

Bagoes khawatir jika bakteri itu masuk ke tubuh manusia karena berisiko menyebabkan kematian.

Penularan bakteri ini melalui luka fisik di kulit. Potensi penularan bukan hanya bagi mereka yang berada di area penyembelihan hewan yang positif Antraks.

Namun juga mereka yang masuk ke desa lokasi tersebut. Menurut Bagoes, bakteri tersebut mudah terbawa, misalnya melalui sepatu atau ban kendaraan yang melintas di zona terdampak Antraks.

"Yang paling fatal risikonya itu kematian. Orang yang datang ke desa itu sangat berisiko terkena bakterinya," pungkasnya.

 

470