Home Teknologi Mahasiswa UII Ciptakan Aplikasi Percepat Rekayasa DNA

Mahasiswa UII Ciptakan Aplikasi Percepat Rekayasa DNA

Sleman, Gatra.com - Melalui serangkaian penelitian, mahasiswa magister Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (UII) Daerah Istimewa Yogyakarta mengembangkan aplikasi yang mampu mempercepat rekayasa DNA.

"Dalam dunia biologi molekuler, rekayasa DNA selama ini hanya bisa dilakukan selangkah demi selangkah," kata pembuat aplikasi Cahyo Dwi Raharjo melalui siaran pers yang dirilis UII, Sabtu (29/6).

Menggunakan konsep Multi-Objective Genetic Algorithm (MOGA) dan Multi-Threading, Cahyo mampu memproses DNA Primer dan DNA Probe dalam satu waktu. Hasilnya, proses rekayasa yang sebelumnya memerlukan beberapa langkah bisa dipersingkat hanya menjadi satu langkah.

"Aplikasi ini intinya menghemat waktu. Sebelumnya, proses untuk DNA Primer dan DNA Probe harus terpisah. Satu per satu. Dengan aplikasi tersebut, proses bisa dilakukan bersamaan," katanya.

Cahyo menggambarkan, untuk memproses 20 hingga 40 sekuen memerlukan waktu tak kurang dari delapan jam. Menggunakan aplikasi ini, Cahyo mampu memproses 944 sekuen hanya dalam waktu sekitar tiga jam.

Ia melanjutkan, penggunaan aplikasi ini akan menghasilkan rekayasa DNA yang optimum sesuai keinginan pengguna. Aplikasi ini menyasar pengguna dari kalangan akademisi dan peneliti karena bermanfaat sebagai model pengembangan algoritma genetika dengan multi-objective serta strategi multi-threading.

Ketua Prodi Teknik Informatika Program Magister FTI UII Izzati Muhimmah menambahkan, penerapan aplikasi ini membantu peneliti melakukan analisis molekular pada organisme tertentu dengan memberikan solusi desain DNA primer dan DNA probe yang optimum.

“Seperti untuk benih tanaman cabai, misalnya. Kita bisa memilih seberapa pedas hasilnya kelak. Ini juga bisa diterapkan dalam penelitian jenis tanaman lain maupun hewan guna memperoleh hasil produk pertanian, perkebunan, maupun peternakan optimal,” contoh Izzati.

 Izzati mengatakan saat ini pihaknya berupaya mematenkan aplikasi ini sehingga memperbesar peluang kerjasama dengan perusahaan pembudidayaan tanaman dan hewan.

358