Jakarta, Gatra.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Bambang Brodjonegoro menilai, dengan dipindahkannya ibu kota ke Kalimantan Timur (Kaltim) dapat menekan biaya logistik di wilayah itu.

Hal itu dapat terjadi karena operasionalisasi di ibu kota baru yang semakin meningkat, maka akan mendorong pula konektivitas antara Kalimantan Timur dengan wilayah-wilayah lainnya. Meski penurunan itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

"Pasti nanti akan terjadi penurunan biaya logistik antara Kalimantan Timur dengan wilayah kawasan Timur Indonesia dan kawasan Barat Indonesia," kata dia saat ditemui di  Jakarta, Senin (16/9).

Tidak hanya berimbas pada penurunan biaya logistik, pemindahan ibu kota baru juga diproyeksikan akan meningkatkan output di beberapa sektor non-tradisional di daerah-daerah lain di Kalimantan. Namun sebaliknya, sektor tradisional diprediksikan akan mengalami perlambatan. Sektor-sektor tersebut antara lain: perkebunan, kehutanan, dan batu bara.

"Keteralihan ini sangat penting karena Kaltim juga sudah sangat ketergantungan dengan komoditas seperti batu bara. Menyebabkan Kalimantan rentan terhadap pergerakan harga komoditas di pasar global," imbuh dia.