Home Milenial Tahun ini, 895 Sekolah Ditargetkan Jadi SMK Pusat Keunggulan

Tahun ini, 895 Sekolah Ditargetkan Jadi SMK Pusat Keunggulan

Jakarta, Gatra.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim resmi meluncurkan program Merdeka Belajar, SMK Pusat Keunggulan. Nantinya lewat program ini, Nadiem menargetkan sebanyak 895 SMK di Indonesia bisa dikembangkan sebagai SMK Pusat Keunggulan tersebut.

Nadiem menjelaskan, dalam SMK Pusat Keunggulan tersebut, terdapat tujuh sektor prioritas yang akan dikembangkan pada program Merdeka Belajar episode delapan tersebut.

"Jumlah 895 SMK yang jadi target kita akan fokus pada tujuh sektor prioritas. Mulai dari ekonomi kreatif, termasuk digital, permesinan dan konstruksi, hospitality, care services, maritim, pertanian dan proyek yang bekerja sama dengan luar negeri atau investasi dari luar negeri," kata Nadiem dalam Konferensi Pers  peluncuran Merdeka Belajar Episode 8 'SMK Pusat Keunggulan' secara virtual, Rabu (17/3).

Nantinya, sambung Nadiem, untuk pihak SMK yang terbukti sukses dalam menjalankan program, maka niscaya output dalam kualitas lulusan nya pun akan baik dan mudah diserap dunia kerja. Oleh karenanya, demi menyukseskan program ini, Nadiem pun meminta sokongan dari Pemda untuk bersama mengembangkan program SMK Pusat Keunggulan.

"Ini perlu dukungan Pemda tentunya. Lulusannya pun, nanti pemda dapat arahkan sesuai dengan potensi daerah masing-masing. Karena sejatinya kekayaan sumber daya alam kita untuk lapangan kerja, seperti pertanian, perkebunan, pertambangan, kemudian potensi kelautan yang besar dan berbgai jenis. Ini memberikan kesempatan berbagai lapangan kerja," jelas Nadiem.

Terakhir, Nadiem pun berpesan agar para kepala sekolah yang memimpin SMK Pusat Keunggulan ini, jangan melulu terfokus pada peningkatan potensi akademik. Karena, salah satu arahan SMK Pusat Keunggulan juga kuat dalam mengarahkan siswa menjadi seorang wirausaha.

"Anak-anak kita harus dibekali jiwa wirausaha yang besar. Anak-anak kita tidak akan sukses menciptakan inovasi kalau selalu takut gagal dan tidak berani berinovasi. Apalagi dunia vokasi yang membutuhkan inovasi yang cepat dan keberanian," pungkas Nadiem.

252